Selasa, 24 Juni 2014

TEKNOLOGI TEPAT GUNA ( ALAT SEDERHANA MENGETAHUI KESUBURAN TANAH)



BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam  rangka  meningkatkan sistem usaha pembangunan masyarakat supaya lebih produktif dan efisien, diperlukan teknologi. Pengenalan teknologi yang telah berkembang di dalam masyarakat adalah teknologi yang telah dikembangkan secara tradisional, atau yang dikenal dengan "teknologi tepat guna" atau teknologi  sederhana dan proses pengenalannya banyak ditentukan oleh keadaan lingkungan dan mata pencaharian pokok masyarakat tertentu.
Teknologi yang dirancang bagi suatu masyarakat tertentu agar dapat disesuaikan dengan aspek-aspek lingkungan, keetisan, kebudayaan, sosial, politik, dan ekonomi masyarakat yang bersangkutan. Dari tujuan yang dikehendaki, teknologi tepat guna haruslah menerapkan metode yang hemat sumber daya, mudah dirawat, dan berdampak polutif minimalis dibandingkan dengan teknologi arus utama, yang pada umumnya beremisi banyak limbah dan mencemari lingkungan. Istilah ini biasanya diterapkan untuk menjelaskan teknologi sederhana yang dianggap cocok bagi negara-negara berkembang atau kawasan perdesaan yang kurang berkembang di negara-negara industri maju. Bentuk dari "teknologi tepat guna" ini biasanya lebih bercirikan solusi "padat karya" daripada "padat modal". Kendati perangkat hemat pekerja juga digunakan, ia bukan berarti berbiaya tinggi atau mahal ongkos perawatan. Pada pelaksanaannya, teknologi tepat guna seringkali dijelaskan sebagai penggunaan teknologi paling sederhana yang dapat mencapai tujuan yang diinginkan secara efektif di suatu tempat tertentu
Pertumbuhan dan perkembangan teknologi, ditentukan oleh kondisi dan tingkat isolasi dan keterbukaan masyarakat serta tingkat pertumbuhan kehidupan sosial ekonomi masyarakat tersebut. Untuk memperkenalkan teknologi tepat guna perlu disesuaikan dengan kebutuhan, yaitu kebutuhan yang berorientasi kepada keadaan lingkungan geografis atau propesi kehidupan masyarakat yang bersangkutan. Teknologi yang demikian itu merupakan barang baru bagi masyarakat dan perlu dimanfaatkan dan diketahui oleh masyarakat tentang nilai dan kegunaannya. Teknologi tersebut merupakan faktor ekstern dan diperkenalkan dengan maksud agar masyarakat yang bersangkutan dapat merubah kebiasaan tradisional dalam proses pembangunan atau peningkatan kesejahteraan masyarakat.


BAB II
PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA
(CARA SEDERHANA MENGETAHUI KESUBURAN TANAH)
A. Pengertian Teknologi Tepat Guna
Teknologi tepat guna atau yang  disingkat dengan TTG adalah  teknologi yang digunakan dengan sesuai( tepat guna). Ada yang menyebutnya teknologi tepat guna sebagai teknologi yang telah dikembangkan secara tradisional, sederhana dan proses pengenalannya banyak ditentukan oleh keadaan lingkungan dan mata pencaharian pokok masyarakat tertentu. Dengan demikian teknologi tepat guna mempunyai kriteria yang dapat dikatan sebagai TTG, yaitu:
1.      Apabila teknologi itu sebanyak mungkin mempergunakan sumber-sumber yang tersedia banyak di suatu tempat.
2.      Apabila teknologi itu sesuai dengan keadaan ekonomi dan sosial masyarakat setempat.
3.      Apabila teknologi itu membantu memecahkan persoalan/ masalah yang sebenarnya dalam masyarakat, bukan teknologi yang hanya bersemayam dikepala perencananya.
Suatu yang harus diperhatikan bahwa, masalah-masalah pembangunan boleh jadi memerlukan pemecahan yang unik dan khas, jadi teknologi-teknologi tersebut tidak perlu dipindahkan ke negara-negara atau kedaerah lain dengan masalah serupa. Apa yang sesuai disuatu tempat mungkin saja tidak cocok di lain tempat. Maka dari itu tujuan TTG adalah melihat pemecahan-pemecahan terhadap masalah-masalah tertentu dan menganjurkan mengapa hal itu “sesuai”.

B.     Ciri-ciri Teknologi Tepat Guna
Sebagaimana telah dikemukakan pada kriteria dan syarat dan kesesuaian TTG, dapat dikemukakan ciri-ciri yang cukup menggambarkan TTG (walaupun tidak berarti sebagai batasan) adalah sebagai berikut:
1.      Perbaikan teknologi tradisional yang selama ini menjadi tulang punggung pertanian, industri, pengubah energi, transportasi, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat di suatu tempat
2.      Biaya investasi cukup rendah/ relatif murah.
3.      Teknis cukup sederhana dan mampu untuk dipelihara dan didukung oleh keterampilan setempat.
4.      Masyarakat mengenal dan mampu mengatasi lingkungannya.
5.      Cara pendayagunaan sumber-sumber setempat termasuk sumber alam, energi, bahan secara lebih baik dan optimal.
6.      Alat mandiri masyarakat dan mengurangi ketergantungan kepada pihak luar (self-realiance motivated).

C.    Manfaat Teknologi Tepat Guna Kalangan Masyarakat.
Sebelum berbicara mengenai manfaat dari TTG, maka ada sebuah proses yang harus diketahui sebelum  memperoleh  manfaat dari TTG tersebut, yaitu penerapan teknologi tepat guna tersebut. Penerapan TTG adalah sebuah usaha pembaharuan. Meskipun pembaharuan itu tidak mencolok dan masih dalam jangkauan masyarakat, tetapi harus diserasikan dengan keadaan sosial, ekonomi dan budaya masyarakat setempat serta alam. Kalau tidak, maka usaha pembaharuan itu akan mendapat hambatan yang dapat menggagalkan usaha pembaharuan tersebut.
Usaha pembaharuan itu dirancang sedemikan rupa sehingga seluruh masyarakat merasa bahwa pembaharuan adalah prakarsa mereka sendiri. Berarti di dalam pembaharuan teknologi itu, terdapat minat dan semangat dalam masyarakat tersebut. Banyak orang keliru dalam berpendapat kalau orang membawa pompa bambu, biogas, pengering dengan energi radiasi matahari sederhana kedesa, maka orang itu telah menerapkan teknologi tepat guna. Membawa paket-paket teknologi sederhana tersebut kesebuah desa belum dapat dikatakan sebagai penerapan teknologi tepat guna, bahkan dapat menjerumuskan, apabila tidak disertai pendidikan kepada masyarakat desa tersebut, bagaimana cara membuat dan memperbaiki alat tersebut. Paling ideal penerapan teknologi tepat guna adalah teknologi yang telah ada pada suatu masyarakat dan perbaikan itu ditujukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat.
Penerapan TTG juga harus mempertimbangkan keadaan alam sekitar. Dapat diartikan bahwa dampak lingkungan yang disebabkan penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG) harus lebih kecil dibandingkan pemakaian teknologi tradisional maupun teknologi maju. Dengan demikian manfaat dari teknologi tepat guna itu dapat dirasakan oleh masyarakat tersebut. Sebagai mana manfaat dari teknologi tepat guna adalah dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yang makin hari makin meningkat, tentu hal itu di barengi dengan kemampuan masyarakatnya yang mampu  mengoperasionalkan dan memanfaatkan TTG tersebut. Selain itu TTG juga bermanfaat untuk meningkatkan  kesejahteraan  masyarakat melalui pemenuhan kebutuhannya, pemecahan masalahnya dan penambahan hasil produksi yang makin meningkat dari biasanya. Teknologi tersebut relatif mudah dipahami mekanismenya, mudah dipelihara dan mudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Masuknya teknologi baru tidak akan membebani masyarakat baik mental (ketidakmampuan skill) maupun materiil (dapat menimbulkan beban biaya yang tidak mampu dipenuhi masyarakat).

D.    Manfaat Teknologi Tepat Guna Dalam Wirausaha
Dalam  pembahasan terdahulu telah diketahui manfaat teknologi tepat guna secara menyeluruh, namun dalam  pembahasan ini, membahas manfaat teknologi dalam dimensi yang khusus yaitu ketepan kita dalam menggunakan teknologi yang tepat dalam mengembangkan  atau  memajukan usaha. Wirausaha berkaitan dengan ekonomi, dimana pencipta barang sebagai pengkreatif akan memproduksi barang yang dibutuhkan halayak ramai atau konsumen.
Sebelum mengetahui manfaat TTG dalam wirausdaha, maka konseputama yang mesti dipahami adalah beranjak dari sebuah pengetian wirausaha. Istilah wirausaha berasal dari entrepreneur (Bahasa Perancis) yang diterjemahkan dalam bahasa inggris. Pengertian wirausaha menurut Joseph Schumpeter adalah orang yang mendobrak sistem ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang dan jasa yang baru, dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau pengahan bahan baku baru.  
Menurut Peter F. Drucker kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda[6]. Orang tersebut melakukan kegiatannya melalui organisasi bisnis yang baru ataupun bisa pula dilakukan dalam organisas bisnis yang sudah ada. Jiwa kewirausahaan mendorong orang untuk mendirikan dan mengelolah usaha secara fropesional . Hendaknya minat tersebut diikuti dengan perencanaan dan perhitungan yang matang.
Berdasarkan pengertian wirausaha di atas maka penggunaan teknologi tepat guna sangat dibutuhkan dalam menjalankan sebuah usaha. Penggunaan teknologi yang tepat akan menimbulkan dampak yang potif terhadap apa yang diproduksi dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yang makin hari permintaan terhadap suatu barang makin meningkat. Apalagi wirausaha merupakan suatu langkah yang kreatif dan inopatif dalam melihat peluang-peluang, kreatif mendisain suatu bentuk barang menskipun barang yang sudah dikenal ditengah masyarakat sekalipun. Meski sifat kretif dan inopatif tersebut menjadi hal utama dalam wirausaha, dalam pelaksanaannya mreka sebagai pengusaha juga jeelih menggunakan alat produksi atau penciptaan suatu barang, hal ini dilakukan agar biaya penggunaa dan waktu pengerjaannya dapat diperhitungkan, sehingga pengusaha tidak rugi dalam memproduksi barang yang akan dijual. Adapun manfaat TTG dalam wirausaha yaitu:
1.      Menigkatkan hasil produksi
Seperti penggunaan mesin pengolah padi yang dibuat oleh M. Sauki, waktu musimpanen raya tiba, jumlah gabah cukup banyak sedangkan permintaan pasar tidak bisa dicukupi dengan jumlah yang banyak akibat diolah secara manual, namun dengan adanya mesin pengolah ini, M.Sauki bisa memenuhi permintaan pasar dalam jumlah yang banyak dan waktu yang relatif hemat.
2.      Memudahkan pengusaha dalam memproduksi barang.
Adanya penggunaa teknologi yang tepat penggunaannya, memudah bagi pengusaha dalam memproduksi barang yang dibutuhkan. Misalnya penguaha pembuatan tikar bambu dari jawa timur. Mereka menggunakan alat sederhaana seperti gergaji, kampak dan alat bangunan berupa mesin bor yang digunakan pada saat proses pembuatan tikar. Tidak didunga, bahwa alat yang dugunakan untuk bangunan ternyata bisa dialihkan fungsinya kepada pekerjaan lain yang fungsi mekerjaannya tidak dirubah, ternyata cukup memudahkan bagi pengusaha tikar bambu dari jawa timur.
3.      Memudahkan pemasaran produk.
Penggunaan henphon selama ini menjadi mode dan gaya dalam kita berhubungan dengan orang lain. Namun, sejumlah pengusaha petani seperti Sucipto di Klaten menggunakannya sebagai keperluan usahanya seperti melihat harga, barang yang dubutuhkan dan ketersedian barang di pasar serta tempat penjualannya. Sebagai mana yang diketahui bahwa konsep utama TTG adalah penggunaan teknologi baik yang baru maupun yang sudah ada dikenal ditengah masyarakat yang penggunaannya dimanfaatkan dengan sesuai. 

4.      Biaya produksi yang hemat
Bila dibandingkan dengan harga produksi pentani padi mengolah kepada industri biayanya akan terlalu besar dalam transportasi dan proses pemisahan gabah dari beras. Namun denegan adanya teknologi yang mampu bekerja seperti mesin industri, maka petani lebih hemat dari segi waktu dan bisa di olah langsung ditempat panen dengan menggunakan mesin tersebut tanpa harus di angkut dulu ketempat produksi. Kemudian biaya yang digunakanpun lebih kecil dan petani tidak susah lagi menjualnya kepasar dalam jumlah yang sedikit, tetapi dalam jumlah yang besar dan tinggal menjual di tempat.

E. Bentuk Teknologi Tepat Guna (Cara Praktis Mengetahui Kesuburan Tanah)

Kesuburan tanah sangat penting bagi keberhasilan petani dalam bercocok tanam. Sebab, hampir semua tanaman sangat membutuhkan unsur hara yang baik lagi cukup agar dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik. Hanya tanaman kaktus dan sedikit tanaman lainnya yang masih bisa tumbuh dengan baik pada tanah yang tandus lagi kering.
Kesuburan tanah bergantung kepada banyak hal, termasuk usia pemakaian tanah. Tanah yang sudah sering digunakan untuk bercocok tanam, akan lebih miskin dari pada tanah yang baru dibuka. Untuk mengetahui tingkat kesuburan tanah bukanlah hal yang mudah. Sebuah uji laboratorium harus dilakukan terhadap contoh-contoh tanah yang diambil dari beberapa lokasi tanah yang akan diketahui tingkat kesuburannya.Dan, hal ini bukanlah hal yang mudah dijangkau oleh para petani di pelosok daerah.
kebun jagung
Secara sederhana, ada beberapa cara untuk mengetahui kesuburan tanah. Yang pertama adalah dengan menanam jagung pada tanah itu. Pertumbuhan jagung adalah indikator yang sangat baik dan akurat untuk mengukur kemudian menunjukkan tingkat kesuburan tanah.
rumput ilalang
Cara kedua ialah dengan memperhatikan rerumputan, termasuk ilalang, yang tumbuh di atas tanah itu. Jika rumput dapat tumbuh denga subur hijau royo-royo, maka berarti tanah itu subur. Bila rumput tumbuh subur sedangkan tanaman tidak subur, maka yang kurang biasanya hanyalah air.
Cara ketiga adalah dengan menggunakan sebuah alat hasil rakitan Maspary. Alat ini menggunakan sistem kelistrikan yang sederhana. Asas kerjanya adalah bahwa tanah yang subur mengandung banyak mineral dan unsur hara, sehingga merupakan penghantar listrik yang baik. Sedangkan tanah yang tandus hanya sedikit atau tidak menghantarkan listrik sama sekali.
alat pengukur kesuburan tanah
Cara menggunakan alat pengukur kesuburan tanah:
  1. Ambil segenggam tanah yang akan kita uji. Masukkan kedalam gelas dan tambahkan air murni/ air mineral sampai macak-macak. Aduk-aduk sampai merata (homogen)
  2. Ambil alat penguji kesuburan tanah pasang lampu bohlam 100 watt (bukan lampu TL), dan masukkan jack ke stop kontak. tempat-lampu-alat-pengukur-kesuburan-tanahjack-alat-pengukur-kesuburan-tanah
  3. Tancapkan ujung alat penguji kesuburan tanah ke dalam gelas yang berisi tanah yang akan kita uji tersebut. ujung-alat-pengukur-kesuburan-tanah
  4. Semakin terang nyala lampu tersebut berarti semakin subur tanah kita.
  5. Jika nyala lampu redup atau bahkan tidak menyala sama sekali kita harus menambahkan pupuk organik ke lahan kita agar kesuburannya bisa kembali.
KET : Hati-hati ketika jack menancap pada stop kontak!! Jangan memegang besi ujung alat pengukur kesuburan tanah atau yang terhubung olehnya. Contoh: Jangan menyentuh tanah dan air beserta pengaduknya ketika sedang diukur kesuburannya (ketika ujung alat masih menancap di tanah tersebut).
Kesuburan tanah sangat erat kaitannya dengan kandungan bahan organik tanah. Semakin banyak bahan organik yang terkandung dalam tanah maka akan semakin subur tanah tersebut. Sehingga jika terjadi permasalahan kesuburan pada tanah kita sosusinya tentu pupuk organik. Untuk menjelaskannya coba lihat uji coba sederhana dari Maspary berikut ini: Kami mengambil dua genggam tanah dari pekarangan, kemudian kami masukkan masing-masing dalam gelas yang berbeda. Yang satu tanpa organik (kiri) dan yang satunya lagi kami campur pupuk organik (kanan).
uji kesuburan tanah1
Lalu kami melakukan tes uji coba terhadap kedua tanah tersebut.
Tanah yang tanpa organik menyala sangat redup
uji kesuburan tanah2
Tanah yang kami campur dengan pupuk organik menyala dengan sangat terang.
uji kesuburan tanah3
Banyak kalangan petani mulai telah mencoba merangkai alat sederhana pengukur kesuburan tanah tersebut dengan sangat praktis, rapih, aman karena rangkaian listrik tertutup oleh plastik paralon yang berkualitas semua (tidak ada rangkaian yang bocor), ringan dan simple (mudah dimasukkan dalam tas dan dibawa kemana-mana). Selain itu alat tersebut juga dirangkai dan di disign sangat kokoh sehingga akan tahan goncangan dan sangat awet digunakan bertahun-tahun. Spesifikasi alat tersebut : Panjang 30 cm, Lebar 18 cm dan berat 325 gr. Sehingga sangat pas digunakan para kelompok tani, penyuluh atau para praktisi pertanian yang lain.
Membuat Sendiri Alat Pengukur Kesuburan Tanah
Alat dan Bahan:
1. Kabel 2 Meter
2. Kop Lampu
3. Lampu pijar (minimal 40 watt)
4. Selotip
5. Wadah Untuk Tanah Uji Coba
 Cara Kerja:
1. Rangkai alat-alat diatas menjadi seperti berikut:
alat kesuburan tanah buat sendiri

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan

Teknologi Tepat Guna merupakan teknologi yang telah dikembangkan secara tradisional dan proses pengenalannya banyak ditentukan oleh keadaan lingkungan dan mata pencaharian pokok masyarakat setempat. Sebelum menggunakan TTG, terlebih dahulu kita lakukan penerapan dari TTG tersebut kepada masyarakat. Dengan adanya penerapan ini di harapkan masyarakatnya berubah dan mengerti tentang manfaat TTG dan mampu menggunakan TTG tersebut dengan sebaik mungki. Sehingga penggunaa dari TTG tersebut bermanfaat bagi masyarakat, yaitu dapat memenuhi kebutuhan individu atau masyarakat  karena kebutuhan masyarakat semakin hari semakin meningkat.
Dalam penerapan  tepat guna seperti menciptakan alat mendeeteksi kesuburan tanah merupakan suatu yang sangat membantu kususnya para petani. Dengan demikian tinggal bagaimana cara terus meyempurnakan alat tersebut mensosialisasikan secara baik terhadap masyarakat.

B.     Saran
Teknologi tepat guna apabila dimanfaatkan dengan baik maka akan memeperoleh hasil yang bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Sebagai kalangan orang teknologi dan kejuruan harus bisa menemukan dan memanfaatkan suatu alat yang sederhana dan murah menjadi bermanfaat terhadap masyarakat.


DAFTAR PUSTAKA

“CURRICULUM DEVELOPMENT IN VOCATIONAL and TECHNICAL EDUCATION ” karya Curtis R.Finch dan John R.Crunkilton



BAB I
PENDAHULUAN
R
eview Buku “CURRICULUM DEVELOPMENT IN VOCATIONAL and TECHNICAL  EDUCATION ” karya Curtis R.Finch dan John R.Crunkilton , terbitan Allyn and Bacon Inc  pada tahun 1984, terdiri dari 12 Bab dengan jumlah halaman 352 halaman, dengan Bab 4 “Collecting and Assessing School – Related Data”

Buku ini tentu saja akan banyak memberikan manfaat bagi para mahasiswa yang mendalami bidang kurikulum, khususnya kurikulum pendidikan teknologi dan kejuruan. Buku ini dapat dijadikan  sebagai sumber acuan dalam melakukan studi secara profesional tentang pengembangan kurikulum pendidikan teknologi dan kejuruan. Selain itu, buku ini memberikan arahan kepada para praktisi dalam bidang kurikulum pendidikan teknologi dan kejuruan untuk mencermati persoalan-persoalan yang berkaitan dengan kurikulum pendidikan teknologi dan kejuruan, sehingga mampu memberikan gambaran yang komprehensif untuk berbagai tahapan pengembangan kurikulum , mulai dari perencanaan kurikulum, penentuan isi kurikulum, serta implementasi kurikulum di pendidikan teknologi dan kejuruan. 
PENGANTAR
Seperti yang telah dibahas dalam bab sebelumnya, pembuatan keputusan dalam perencanaan kurikulum pendidikan harus mengambil banyak faktor menjadi pertimbangan. Salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam proses perencanaan kurikulum-namun sering ditemukan kurang meliputi kondisi sekitar lingkungan sekolah. Tujuan utama dari pengajaran kejuruan adalah mempersiapkan siswa untuk bekerja berhasil dalam lapangan kerja. Para perencana kurikulum berbagai begitu saja disebutkan siswa sebagai salah satu faktor untuk dipertimbangkan dalam proses perencanaan, namun hanya sedikit yang berhubungan dengan kebutuhan siswa secara menyeluruh. Ketika, Alhasil, kurikulum dapat dikembangkan dengan input siswa sedikit atau tidak ada dan sedikit pertimbangan diberikan kepada situasi saat ini yang ada dalam sistem sekolah.

BAB II
DESKRIPSI  ISI  BAB 5
B
ab ini berfokus pada pengumpulan data yang terkait dengan sistem sekolah atau perguruan tinggi teknis atau komunitas dalam kajian oleh perancang kurikulum, atau, karena sebagian dapat menyebutnya, "pemindaian internal" dari lingkungan. Hal utama yang perlu dipertimbangkan dalam hal ini merupakan status saat ini program pendidikan kejuruan dan teknik, angka putus sekolah saat ini dan alasan untuk itu, kepentingan kerja siswa, orang tua kepentingan dan keprihatinan, tindak lanjut mantan siswa, proyeksi angka partisipasi masa depan, dan penilaian fasilitas yang tersedia saat ini. Meskipun sumber dana dapat dibahas dalam bab ini, tetapi karena di Bab 5 dibahas tentang finansial sangat terkait dengan sumber daya komunitas.
Tujuan dari bab ini adalah untuk memberikan perencana kurikulum dengan kemampuan untuk melaksanakan sebuah pemeriksaan internal apa yang sebenarnya terjadi dalam sistem sekolah atau perguruan tinggi teknis atau komunitas seperti yang sekarang ada, dan untuk mengidentifikasi data untuk digunakan baik dalam standar program membangun atau menentukan pembentukan standar dapat dipenuhi. Salah satu langkah pertama dalam pengembangan kurikulum adalah untuk mempelajari program saat ini.

MENGKAJI STATUS PROGRAM PENDIDIKAN KEJURUAN DAN TEKNIK
Sebelum ada kurikulum perencanaan keputusan dapat dibuat, pertimbangan harus diberikan untuk mengkaji program saat ini dan mengembangkan pemahaman dasar tentang mereka. Sedangkan beberapa perancang kurikulum mampu membangun program pendidikan kejuruan dan teknis di mana tidak ada, kebanyakan akan dihadapkan pada pembuatan keputusan yang terkait dengan peningkatan, pengalihan, dan / atau perluasan program yang sedang berlangsung. Sehingga, itu sangat penting bahwa pertimbangan penuh diberikan kepada program pendidikan saat kejuruan dan teknis.

SAAT KEJURUAN DAN TEKNIS PROGRAM, JUMLAH MURID, DAN KAPASITAS
Pengkajian program sekarang diawali dengan mengidentifikasi dan daftar program individu yang saat ini sedang ditawarkan. Ini mungkin tampak sebuah langkah klise, tapi daftar ini akan membantu untuk menghilangkan beberapa masalah di masa mendatang dan kesalahpahaman, khususnya dengan pihak yang terlibat dalam perencanaan kurikulum yang tidak memiliki latar belakang pendidikan kejuruan.
Penggunaan formulir, seperti yang pada Gambar 4-1, ini memungkinkan perencana kurikulum untuk menghasilkan gambaran yang jelas, singkat saat ini program pendidikan kejuruan dan teknis. Kolom 1 ini digunakan untuk daftar bidang program khusus serta program studi yang ditawarkan di bawah masing program. Judul yang disetujui oleh departemen pendidikan negara bagian harus digunakan di daerah listing program kursus. Penggunaan nama atau nama panggilan disingkat sering akan menyebabkan kebingungan dan kesalahpahaman dalam komunikasi antara perencana kurikulum dan pengambil keputusan noneducational. Jika departmen keadaan pendidikan telah diberi nomor kode untuk program yang disetujui, tesis juga bisa digunakan dan ditempatkan dalam tanda kurung setelah masing-masing menawarkan kursus. Kolom kedua ini dirancang untuk membantu mengidentifikasi lokasi di mana kursus saat ini sedang ditawarkan. Ini akan menjadi nilai khusus ketika kursus kejuruan yang ditawarkan di bangunan yang berbeda atau ketika siswa diangkut dengan bus ke lokasi yang berbeda untuk Kursus-kursus kejuruan dan teknis mereka.

MENENTUKAN MINAT KERJA SISWA
Cerita menceritakan tentang bagaimana sebuah program kejuruan yang baru ditambahkan ke sebuah kurikulum sekolah dan Fasilitas paling up-to-date dibangun untuk itu, tetapi ketika datang ke Daftarkan siswa, tak seorang pun ingin mengambil program. Meskipun cerita ini mungkin lebih fiksi daripada fakta, administrator dan instruktur memiliki tidak diragukan lagi tanya dari waktu ke waktu jika siswa yang benar-benar tertarik dalam kursus yang ditawarkan. Perencana harus memperhitungkan kepentingan kerja siswa ketika mengukur program standar.

UJIAN STANDARISASI
Salah satu pendekatan untuk menilai kepentingan kerja dari sekelompok besar mahasiswa adalah melalui penggunaan tes standar. Hal ini khususnya berguna jika beberapa tingkatan kelas yang berbeda akan disurvei. Tes tersebut tersedia untuk pendidik dan dapat menjadi alat yang efektif dalam perencanaan kurikulum. Tapi harus diingat bahwa tes tidak tersedia yang secara khusus mengidentifikasi mana pekerjaan seseorang harus pergi. Tes minat kejuruan dimaksudkan untuk menunjukkan kepentingan kejuruan umum siswa dan tidak boleh ditafsirkan melampaui titik ini.
Daftar Minat. Siswa akan lebih sangat termotivasi untuk mengetahui pekerjaan dan perusahaan karier jika mereka memiliki pemahaman yang baik tentang diri mereka sendiri. Persediaan bunga tidak hanya membantu siswa untuk belajar lebih banyak tentang diri mereka sendiri, tetapi juga membantu perencana kurikulum dalam membuat generalisasi tentang arah program ke depan. Faktor-faktor berikut harus selalu diingat oleh siswa dan perencana kurikulum saat menggunakan inventarisasi minat distandarisasi.

1.    inventarisasi Tujuan tidak menunjukkan kemampuan. Seorang siswa mungkin tertarik dalam suatu pekerjaan tetapi tidak memiliki kemampuan untuk berhasil di dalamnya.
2.    Tujuan inventarisasi dapat membantu siswa mengenali minat dalam pekerjaan yang mereka tidak tahu ada.
3.    inventarisasi kepentingan dapat membantu siswa mengkonfirmasi apa yang mereka pikir adalah kepentingan mereka.
4.    inventarisasi Tujuan tidak boleh digunakan sebagai satu-satunya metode untuk menilai minat siswa kerja. Faktor-faktor lain yang perlu dipertimbangkan dinyatakan kepentingan, pengamatan individu, dan kegiatan di mana siswa telah berpartisipasi.

OVIS ini dirancang untuk kelas delapan melalui dua belas dan memerlukan enam sampai sembilan puluh menit untuk mengelola. Survei ini mengukur preferensi individual\ pada skala bunga dua puluh lima berikut: pekerjaan manual, mesin-pekerjaan, Jasa pribadi, merawat orang atau hewan, kerja klinis, memeriksa dan pengujian, kerajinan dan operasi yang tepat, Layanan pelanggan, pelatihan, sastra, numerik, penilaian, pertanian, teknologi terapan, promosi dan komunikasi, manajemen dan pengawasan, artistik, perwakilan penjualan, musik, entertaiment dan seni pertunjukan, mengajar, konseling dan kerja sosial, dan medeical. Survei ini harus mencetak mesin.
Yang ini SDS merupakan rangkaian baru dikembangkan uji kepentingan yang berbeda yang cukup, pendek, dikelola sendiri, diri mencetak, dan rasa ditafsirkan. Mereka mencerminkan minat seseorang dan berhubungan mereka untuk kelompok pekerjaan yang sesuai. The SDS yang dapat diselesaikan dalam empat puluh sampai lima puluh menit dan cocok bagi siswa dari berbagai usia.

STANDAR APTITUDE TEST
Tes bakat skolastik juga tersedia dan dapat memberikan perkiraan kasar tentang kemampuan siswa untuk belajar dari buku atau dari tugas yang diperlukan di sekolah. Beberapa tes bakat yang dapat diberikan adalah SRA Primer Mental Kemampuan Test, dan Lorge uji - intelligance Thorndike. Untuk mencegah "branding" atau pelabelan siswa, pendidik sebaiknya hentikan penggunaan nilai ujian tertentu atau skor IQ. Praktek yang direkomendasikan adalah dengan menggunakan nilai tes secara umum.

Tes lain appitude adalah Appitudetest umum adalah Aptitude Test Umum (GATB) yang dikelola oleh cabang dari layanan ketenagakerjaan negara. Kesembilan faktor termasuk dalam tes ini adalah penalaran kemampuan umum, bakat verbal, bakat numerik, bakat spasial, persepsi bentuk, persepsi administrasi, koordinasi motorik, ketangkasan tokoh, dan ketangkasan normal.



STANDAR PENCAPAIAN TES
Tes seperti tes prestasi Stanford dan tes prestasi California juga digunakan oleh banyak sistem sekolah. Pencapaian tes mengukur apa mahasiswa telah sudah belajar, sedangkan tes bakat lebih digunakan untuk memprediksi masa depan kinerja.

MEMILIH TES STANDAR
Dengan banyak tes di pasar, perencana kurikulum mungkin ingin meninjau daftar saat di tes (Maddox, 1997). Namun, ia akhirnya harus memutuskan mana tes yang akan diberikan pada siswa. Sebuah tinjauan dari berbagai jenis tes standar dapat menyebabkan perencana untuk menghilangkan beberapa tes dengan segera, karena tujuan yang tes tertentu yang akan diberikan mungkin tidak tepat untuk perencanaan kurikulum. Selain tujuan yang tes yang akan digunakan, beberapa faktor lain harus dipertimbangkan terlepas dari jenis tes yang diinginkan. Informasi mengenai faktor-faktor berikut biasanya ditemukan dalam buku kecil yang menggambarkan setiap tes: reliabilitas mengacu pada kemampuan tes memberikan hasil yang sama jika diberikan kepada siswa yang sama di lain waktu, validitas mengacu pada kemampuan tes untuk mengukur apa yang itu dimaksudkan untuk mengukur. Beberapa item lainnya harus dipertimbangkan untuk menentukan apakah tes ini praktis untuk mengelola. Salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengelola tes. Waktu harus masuk akal, akan sangat membantu jika tes dapat administeredwithin periode kelas tunggal. Faktor lainnya adalah biaya. Meskipun perencana kurikulum tidak ingin memilih tes semata-mata karena itu adalah yang paling murah yang tersedia, tes yang memerlukan biaya yang lebih tinggi per siswa bisa lari ke sosok yang cukup besar jika diberikan kepada sekelompok besar siswa. Faktor terakhir yang perlu dipertimbangkan berkaitan dengan kemudahan administrasi, mencetak, dan menafsirkan hasilnya. Tes sebaiknya dipilih hanya jika itu memberikan hasil yang dimengerti dan digunakan.


SKALA MINAT KHUSUS UNTUK DAERAH PROGRAM KEJURUAN DAN PELATIHAN TERTENTU.
Meskipun beberapa penelitian dan pengembangan minat khusus tes telah dimulai, perencana kurikulum tidak akan, secara umum, untuk masa mendatang, dapat menggunakan tes standar untuk setiap tingkat yang besar untuk menentukan minat pekerjaan siswa dalam wilayah program khusus. Penelitian lebih lanjut dan pengembangan perlu dilakukan di masing-masing bidang program kejuruan sebelum tes menarik dapat digunakan dengan tingkat ketepatan perencanaan program.
INSTRUKTUR - MEMBUAT SURVEI
Banyak perencana mengandalkan instruktur buatan survei untuk digunakan di daerah program khusus. Meskipun survei ini tidak begitu canggih seperti tes standar, instruktur buatan survei dapat membuktikan berharga untuk perencana kurikulum. Setiap survei harus dikembangkan dengan tujuan dalam pikiran. Jika diperlukan untuk menentukan kepentingan kerja siswa di bidang pendidikan pemasaran, maka pekerjaan atau situasi yang meminjamkan diri untuk pekerjaan ditemukan di daerah ini harus diidentifikasi dan dimasukkan ke dalam survei.
Format dan panjang dari survei tersebut dapat bervariasi, tergantung pada sejauh mana seorang perencana kurikulum keinginan untuk menentukan minat pekerjaan. Survei harus relatif pendek dan mudah bagi para siswa untuk membantu dalam mempertahankan minat siswa seluruh survei.
Meskipun instruktur survei yang dibuat biasanya dikembangkan untuk spesifik bidang program kejuruan dan digunakan dengan siswa memiliki beberapa manfaat. Instrumen standar dibahas sebelumnya menunjukkan minat siswa dalam kelompok-kelompok kerja. Instruktur survei yang dibuat, bagaimanapun, membantu siswa dalam mengidentifikasi kepentingan tertentu dalam suatu daerah tertentu. Untuk mengelola setiap survei minat atau tes untuk kelompok tertentu siswa dan tidak kepada orang lain mengasumsikan bahwa siswa tidak diberikan kesempatan untuk mengekspresikan kepentingan mereka tidak memiliki kepentingan kerja di daerah itu. Hal ini sering asumsi yang salah dan salah satu yang perencana kurikulum tidak bisa untuk membuat.

BAB III
KRITIKAN TENTANG BAB 5
B
uku: “CURRICULUM DEVELOPMENT IN VOCATIONAL and TECHNICAL  EDUCATION : Planning, Content, and Implementation  ” karya Curtis R.Finch dan John R.Crunkilton, berisi pemikiran yang dapat dijadikan sumber acuan dalam mengembangkan kurikulum di pendidikan teknologi dan kejuruan . Buku ini sangat bermanfaat bagi para mahasiswa yang mendalami bidang kurikulum yang dapat memberikan pengayaan dalam perjalanan melakukan studi secara profesional tentang pengembangan kurikulum di pendidikan teknologi dan kejuruan.
Ada empat model desain kurikulum yang diatawarkan oleh Finch & Crunkilton yaitu model akademik, pragmatik, ekperensial, dan teknik. Secara tegas Finch & Crunkilton mengemukakan bahwa technical model adalah model desain kurikulum yang paling cocok diterapkan di pendidikan teknologi dan kejuruan. Model ini dipandang cocok karena menggunakan pendekatan sistem, dimana setiap komponen baik yang berkaitan dengan ”school setting” dan ”community setting” akan sangat berpengaruh terhadap pendidikan teknologi dan kejuruan.
Berdasarkan uraian diatas, tentang berbagai pendekatan dalam penetapan isi kurikulum pendidikan teknologi dan kejuruan, penulis berpendapat bahwa tidak dapat dikatakan dengan tegas mana yang paling baik, karena banyak faktor yang terkait dengan kelayakan pemakaian masing-masing pendekatan . Sebagai contoh; ditinjau dari segi falsafah pendidikan teknologi dan kejuruan, pendekatan task analysis mungkin yang paling idealisme tentang kurikulum yang relevan dengan kebutuhan dunia kerja. Tetapi ditinjau dari peranan pendidikan teknologi dan kejuruan sebagai sarana pengembangan sumber daya manusia, ada pertimbangan tertentu yang menyebabkan pendekatan yang terlalu didikte oleh kebutuhan industri ini, tidak begitu populer di negara yang sedang berkembang di samping faktor baiya, proses, juga struktur industrinya yang belum mapan untuk dapat disurvei secara sistematis.
            Selain pendekatan dalam menentukan isi kurikulum seperti yang sudah dikemukakan di atas, dalam menentukan isi kurikulum ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan yaitu : perkembangan ilmu pengetahuan, karakteristik perkembangan anak, serta konsep-konsep modern tentang hakikat pengalaman belajar. 



BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan deskripsi isi buku dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat ditarik beberapa  kesimpulan sebagai berikut :
1.    Dualisme antara pendidikan umum dan pendidikan kejuruan lebih dilihat dalam dimensi yang bersifat teoritis-konsepsional . Pada kenyataannya kedua jenis pendidikan tersebut  diamati secara objektif dalam kehidupan yang real, tidak ada pemisahan yang ekstrim.  Pendidikan umum dan pendidikan kejuruan merupakan  sub sistem dari pendidikan secara keseluruhan.
2.    Kurikulum dipandang sebagai rencana atau program yang menyangkut seluruh pengalaman siswa (sekolah dan di luar sekolah) memiliki pengaruh yang signifikan untuk pembentukan individu siswa yang total dan untuk mencapai efektivitas dari kurikulum .
3.    Karakteristik kurikulum pendidikan teknologi dan kejuruan  adalah orientasi, justifikasi untuk eksistensi, fokus, dual criteria, kepekaan, hubungan dengan masyarakat dan pemerintahan, serta masalah logistik dan pembiayaan.
4.    Model desain kurikulum di pendidikan teknologi dan kejuruan terdiri dari empat jenis yaitu academic model, experiential model, pragmatic model, dan technical model.
5.    Dalam konteks pengambilan keputusan untuk perencanaan kurikulum ada lima tahapan yang dilakukan :mendefinisikan masalah dan mengklarifikasikan beberapa alternatif pemecahan masalah, menetapkan standar dari masing-masing  alternatif, pengumpulan data yang berhubungan dengan sekolah dan masyarakat untuk didampingkan dengan standar yang ada, dan analisis data. 
6.    Informasi yang berkaitan dengan sekolah yang harus dijadikan pertimbangan dalam perencanaan kurikulum yaitu tingkat droupout, ketertarikan pada karir, aspirasi orang tua, dan keberlanjutan lulusan. Informasi yang berkaitan dengan masyarakat untuk pengambilan keputusan dalam perencanaan kurikulum diantaranya: keadaan masyarakat, arah dan proyeksi bidang ketenagakerjaan, serta kesimbangan ”supply-demand” tenaga kerja.



DAFTAR REFERENSI
Sumber utama :

Finch Curtis.R and Crunkilton. (1984) . Curriculum Development In Vocational And Technical  Education : Planning, Content, and Implementation. Sidney. Allyn and Bacon Inc