BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Layanan
bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari pendidikan di Indonesia.
Sebagai sebuah layanan profesional, kegiatan layanan bimbingan dan konseling
tidak bisa dilakukan secara sembarangan, namun harus berangkat dan berpijak
dari suatu landasan yang kokoh, yang didasarkan pada hasil-hasil pemikiran dan
penelitian yang mendalam. Dengan adanya pijakan yang jelas dan kokoh diharapkan
pengembangan layanan bimbingan dan konseling, baik dalam tataran teoritik maupun
praktek, dapat semakin lebih mantap dan bisa dipertanggungjawabkan serta mampu
memberikan manfaat besar bagi kehidupan, khususnya bagi para penerima jasa
layanan (klien).
Agar aktivitas
dalam layanan bimbingan dan konseling tidak terjebak dalam berbagai bentuk
penyimpangan, maka pemahaman dan penguasaan tentang landasan bimbingan dan
konseling khususnya oleh para konselor dalam pengembangan bimbingan karir pada
lingkungan pendidikan teknologi kejuruan memang para konselor maupun para
pendidiknya harus mengerti tentang ilmu landasan pedagogik.
Berbagai kesalah
kaprahan yang terjadi dalam layanan bimbingan dan konseling dilingkungan
pendidikan teknologi kejuruan selama ini, seperti adanya anggapan bimbingan dan
konseling sebagai “polisi sekolah”, atau berbagai persepsi lainnya yang keliru
tentang layanan bimbingan dan konseling, sangat mungkin memiliki keterkaitan
erat dengan tingkat pemahaman dan penguasaan konselor tentang landasan
bimbingan dan konseling terutama dalam penanganan program bimbingan karir pada
setiap orang. Dengan kata lain, penyelenggaraan bimbingan dan konseling
dilakukan secara asal-asalan, tidak dibangun di atas ilmu landasan pedagogik.
Pendidikan
teknologi kejuruan merupakan lingkungan pendidikan yang sangat dibutuhkan
adanya suatu program bimbingan konseling dalam khususnya dalam pengembangan bimbingan
karir. Pada pendidikan teknologi kejuruan berupaya menghasilkan suatu SDM yang
berkualitas dalam bidang kejuruannya, sehingga program bimbingan konseling
harus bisa mengarahkan dalam pengembangan karir pada SDM yang dihasilkan dari
pendidikan teknologi kejuruan yang dikaitkan pada landasan pedagogik.
Oleh karena
itu, dalam upaya memberikan pemahaman tentang landasan bimbingan dan konseling
pada pengembangan bimbingan karir, khususnya bagi para konselor, melalui
makalah ini akan dipaparkan tentang pentingnya suatu landasan pedagogik yang
menjadi pijakan atau karakter dalam setiap gerak langkah bimbingan dan
konseling terutama peengembangan bimbingan karir di lingkungan pendidikan teknologi
kejuruan.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari
landasan bimbingan dan konseling dalam pengembangan bimbingan karir.
2. Untuk mengetahui landasan ilmiah dan
teknologi dalam bimbingan dan konseling khususnya dalam pengembangan bimbingan
karir.
3. Untuk mengetahui pengaruh landasan
pedagogis dalam bimbingan dan konseling dalam pengembangan bimbingan karir pada
pendidikan teknologi kejuruan.
BAB
II
PENTINGNYA
PEMAHAMAN LANDASAN PEDAGOGIK DALAM PENGEMBANGAN BIMBINGAN KARIR SEBAGAI BAGIAN DARI
PROGRAM BIMBINGAN KONSELING DI DALAM PTK
A.
Definisi Landasan Bimbingan dan
Konseling
Landasan dalam
bimbingan dan konseling pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan
landasan-landasan yang biasa diterapkan dalam pendidikan, seperti landasan
dalam pengembangan kurikulum, landasan pendidikan non formal atau pun landasan
pendidikan secara umum.
Landasan dalam
bimbingan dan konseling pada hakekatnya merupakan faktor-faktor yang harus
diperhatikan dan dipertimbangkan khususnya oleh konselor selaku pelaksana utama
dalam mengembangkan layanan bimbingan dan konseling. Ibarat sebuah bangunan,
untuk dapat berdiri tegak dan kokoh tentu membutuhkan fundasi yang kuat dan
tahan lama. Apabila bangunan tersebut tidak memiliki fundasi yang kokoh, maka
bangunan itu akan mudah goyah atau bahkan ambruk. Demikian pula, dengan layanan
bimbingan dan konseling, apabila tidak didasari oleh fundasi atau landasan yang
kokoh akan mengakibatkan kehancuran terhadap layanan bimbingan dan konseling
itu sendiri dan yang menjadi taruhannya adalah individu yang dilayaninya
(klien). Menurut Prayitno dan Erman Amti (1999), ada beberapa landasan
bimbingan dan konseling, yaitu Landasan filosofis, landasan religius, landasan
psikologi, landasan sosial budaya, landasan ilmiah dan teknologi, serta landasan
pedagogis.
B. Landasan Ilmiah
dan Teknologi
Landasan Ilmiah
dalam bimbingan dan konseling memberikan isyarat bahwa praktik bimbingan dan
konseling harus dilaksanakan atas dasar keilmuan. Maksudnya ialah siapapun yang
berada dalam dunia bimbingan dan konseling harus memiliki ilmu tentang
bimbingan dan konseling.
Pelayanan
bimbingan dan konseling merupakan kegiatan professional yang memiliki
dasar-dasar keilmuan, baik yang menyangkut teori-teorinya, pelaksanaan
kegiatannya, maupun pengembangan-pengembangan layanan itu secara berkelanjutan.
C.
Keilmuan Bimbingan dan Konseling
Layanan
bimbingan dan konseling merupakan kegiatan profesional yang memiliki
dasar-dasar keilmuan, baik yang menyangkut teori maupun prakteknya. Pengetahuan
tentang bimbingan dan konseling disusun secara logis dan sistematis. Selayaknya
ilmu-ilmu yang lain, ilmu bimbingan dan konseling memiliki objek kajiannya
sendiri, dengan menggunakan berbagai metode, seperti: pengamatan, wawancara,
analisis dokumen, prosedur tes, inventory atau analisis laboratoris yang
dituangkan dalam bentuk laporan penelitian, buku teks dan tulisan-tulisan
ilmiah lainnya.
Obyek kajian
bimbingan dan konseling ialah upaya bantuan yang diberikan kepada individu yang
mangacu pada ke-4 fungsi pelayanan yakni fungsi pemahaman, pencegahan,
pengentasan dan pemeliharaan/ pengembangan
Sejak awal
dicetuskannya gerakan bimbingan, layanan bimbingan dan konseling telah
menekankan pentingnya logika, pemikiran, pertimbangan dan pengolahan lingkungan
secara ilmiah (McDaniel dalam Prayitno, 2003).
D.
Peran Ilmu
Lain dan Teknologi dalam Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan
konseling merupakan ilmu yang bersifat multireferensial, artinya ilmu dengan
rujukan berbagai ilmu yang lain. Beberapa disiplin ilmu lain telah memberikan
sumbangan bagi perkembangan teori dan praktek bimbingan dan konseling, misalnya
ilmu statistik dan evaluasi memberikan pemahaman dan tehnik-tehnik. Pengukuran
dan evaluasi karakteristik individu; biologi memberikan pemahaman tentang
kehidupan kejasmanian individu, psikologi, ilmu pendidikan, filsafat,
sosiologi, antroplogi, ilmu ekonomi, manajemen, ilmu hukum, agama dan ilmu
landasan pedagogik. Beberapa konsep dari disiplin ilmu tersebut telah diadopsi
untuk kepentingan pengembangan bimbingan dan konseling, baik dalam pengembangan
teori maupun prakteknya.
Selain dukungan
sejumlah ilmu lain, praktik bimbingan dan konseling juga memerlukan dukungan
perangkat teknologi, seperti komputer. Moh. Surya (2006) mengemukakan
bahwa sejalan dengan perkembangan teknologi komputer interaksi antara konselor
dengan individu yang dilayaninya (klien) tidak hanya dilakukan melalui hubungan
tatap muka tetapi dapat juga dilakukan melalui hubungan secara virtual (maya)
melalui internet, dalam bentuk “cyber counseling”. Sehingga perkembangan dalam
bidang teknologi komunikasi menuntut kesiapan dan adaptasi konselor dalam
penguasaan teknologi dalam melaksanakan bimbingan dan konseling.
E. Informasi Karier
Layanan
informasi marupakan salah satu jenis layanan dalam bimbingan konseling di sekolah
yang amat penting guna membantu siswa agar dapat terhindar dari berbagai
masalah yang dapat mengganggu terhadap pencapaian perkembangan siswa, baik yang
berhubungan dengan diri pribadi, sosial, belajar ataupun kariernya., Melalui
layanan informasi diharapkan para siswa dapat menerima dan memahami berbagai
informasi, yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan
keputusan untuk kepentingan siswa itu sendiri.
Seorang siswa
dalam kehidupannya akan dihadapkan dengan sejumlah alternatif, baik yang
berhubungan kehidupan pribadi, sosial, belajar maupun kariernya. Namun, adakalanya
siswa mengalami kesulitan untuk mengambil keputusan dalam menentukan alternatif
mana yang seyogyanya dipilih. Salah satunya adalah kesulitan dalam pengambilan
keputusan yang berkenaan dengan rencana-rencana karier yang akan dipilihnya
kelak. Mereka dihadapkan dengan sejumlah pilihan dan permasalahan tentang
rencana kariernya. Diantaranya, mereka mempertanyakan, dari sejumlah jenis
pekerjaan yang ada, pekerjaan apa yang paling cocok untuk saya kelak setelah
menamatkan pendidikan ?
Kesulitan-kesulitan untuk mengambil keputusan karier akan dapat dihindari manakala siswa memiliki sejumlah informasi yang memadai tentang hal-hal yang berhubungan dengan dunia kariernya. Untuk itulah, mereka seyogyanya dapat dibimbing guna memperoleh pemahaman yang memadai tentang berbagai kondisi dan karakteristik dirinya, baik tentang bakat, minat, cita-cita, berbagai kekuatan serta kelemahan yang ada dalam dirinya. Dalam hal ini, tentunya tidak cukup hanya sekedar memahami diri. Namun juga harus disertai dengan pemahaman akan kondisi yang ada dilingkungannya, seperti kondisi sosio-kultural, pasar kerja, persyaratan, jenis dan prospek pekerjaan, serta hal-hal lainnya yang bertautan dengan dunia kerja. Sehingga pada gilirannya siswa dapat mengambil keputusan yang terbaik tentang kepastian rencana karier yang akan ditempuhnya kelak.
Kesulitan-kesulitan untuk mengambil keputusan karier akan dapat dihindari manakala siswa memiliki sejumlah informasi yang memadai tentang hal-hal yang berhubungan dengan dunia kariernya. Untuk itulah, mereka seyogyanya dapat dibimbing guna memperoleh pemahaman yang memadai tentang berbagai kondisi dan karakteristik dirinya, baik tentang bakat, minat, cita-cita, berbagai kekuatan serta kelemahan yang ada dalam dirinya. Dalam hal ini, tentunya tidak cukup hanya sekedar memahami diri. Namun juga harus disertai dengan pemahaman akan kondisi yang ada dilingkungannya, seperti kondisi sosio-kultural, pasar kerja, persyaratan, jenis dan prospek pekerjaan, serta hal-hal lainnya yang bertautan dengan dunia kerja. Sehingga pada gilirannya siswa dapat mengambil keputusan yang terbaik tentang kepastian rencana karier yang akan ditempuhnya kelak.
Dalam memberikan
layanan informasi karier setidaknya terdapat dua hal yang harus diperhatikan
yaitu tentang : (1) materi informasi dan (2) teknik layanan informasi.
F.
Perkembangan
Layanan Bimbingan Konseling Di Indonesia
Layanan BK di industri Indonesia telah mulai dibicarakan
sejak tahun 1962. ditandai dengan adanya perubahan sistem pendidikan di SMA
yakni dengan adanya program penjurusan, program penjurusan merupakan respon
akan kebutuhan untuk menyalurkan siswa kejurusan yang tepat bagi dirinya secara
perorangan. Puncak dari usaha ini didirikan jurusan Bimbingan dan penyuluhan di
Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Negeri, salah satu yang membuka jurusan tersebut
adalah IKIP Bandung (sekrang berganti nama Universitas Pendidikan Indonesia).
Dengan adanya gagasan sekolah pembangunan pada tahun
1970/1971, peranan bimbingan kembali mendapat perhatian. Gagasan sekolah
pembangunan ini dituangkan dalam program sekolah menengah pembangunan
persiapan, yang berupa proyek percobaan dan peralihan dari sistem persekolahan
Cuma menjadi sekolah pembangunan.
Sistem sekolah pembangunan tersebut dilaksanakan melalui
proyek pembaharuan pendidikan yang dinamai PPSP (Proyek Perintis Sekolah
Pembangunan) yang diujicobakan di 8 IKIP. Badan pengembangan pendidikan
berhasil menyusun 2 naskah penting yakni dengan pola dasar rencana-rencana
pembangunan program Bimbingan dan penyuluhan melalui proyek-proyek perintis
sekolah pembangunan dan pedoman operasional pelayanan bimbingan pada PPSP.
Secara resmi BK di programkan disekolah sejak diberlakukan
kurikulum 1975, tahun 1975 berdiri ikatan petugas bimbingan Indonesia (IPBI) di
Malang.
Penyempurnaan kurikulum 1975 ke kurikulum 1984 dengan
memasukkan bimbingan karir di dalamnya. Selanjutnya UU No. 0/1989 tentang
Sisdiknas membuat mantap posisi bimbingan dan konseling yang kian diperkuat
dengan PP No. 20 Bab X Pasal 25/1990 dan PP No. 29 Bab X Pal 27/1990 yang
menyatakan bahwa “Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam
rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa
depan.
Perkembangan BK di Indonesia semakin mantap dengan
berubahnya 1 PBI menjadi ABKIN (Asuransi Bimbingan dan Konseling Indonesia)
tapa tahun 2001.
G.
Landasan Pedagogis
Bimbingan dan
konseling itu identik dengan pendidikan. Artinya ketka seseorang melakukan
praktik bimbingan dan konseling berarti ia sedang mendidik., dan begitupula sebaliknya.
Pendidikan itu merupakan salah satu lembaga sosial yang universal dan berfungsi
sebagai sarana reproduksi sosial ( Budi Santoso, 1992)
Landasan pedagogis dalam layanan
bimbingan dan konseling di sekolah pendidikan teknologi dan kejuruan ditinjau
dari tiga segi, yaitu:
1.
Pendidikan Sebagai Upaya Pengembangan Individu: Bimbingan Merupakan
Bentuk Upaya Pendidikan Terutama Bidang Kejuruan
Pendidikan adalah upaya memanusiakan
manusia. Seorang bagi manusia hanya akan dapat menjadi manusia sesuai dengan
tuntutan budaya hanya melalui pendidikan. Tanpa pendidikan, bagi manusia yang
telah lahir itu tidak akan mampu memperkembangkan dimensi keindividualannya,
kesosialisasinya, kesosilaanya dan keberagamaanya.
Undang-Undang No. 2 Tahun 2003
tentang sistem pendidikan nasional pasal 1 ayat (1) ditegaskan bahwa :
Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia,
serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Tujuan bimbingan dan konseling tidak
boleh menyimpang dengan tujuan pendidikan nasional, yakni yang terdapat dalam
Undang-Undang No. 20/2003 juga, disebutkan bahwa :
Pendidikan Nasional bertujuan
mencerdaskan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu
manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi
pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan
rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan.
Integrasi bimbingan dan konseling
dengan pendidikan juga tampak harus dimasukkannya secara berkesinambungan berbagai
program pelayanan bimbingan dan konseling ke dalam program sekolah terutama
pada sekolah pendidikan teknologi dan kejuruan. Sehingga dari penjelasan diatas
dapat kita ketahui bahwa program bimbingan dan konseling sangat berkaitan
sekali dengan pemahaman landasan pedagogik sebagai llmu mendidik.
2.
Pendidikan Sebagai Proses
Bimbingan Konseling Terutama Dalam Pengembangan Bimbingan Karir.
Indikator utama
yang menandai adanya pendidikan ialah peserta didik yang terlibat di dalamnya
menjalani proses belajar dan kegiatan bimbingan konseling bersifat
normatif. Bimbingan dan konseling mengembangkan proses belajar yang dijalani
oleh para siswa. Kesadaran ini telah tampil sejak pengembangan gerakan
Bimbingan dan Konseling secara meluas di Amerika Serikat. Pada tahun 1953,
Gistod telah menegaskan Bahwa Bimbingan dan Konseling adalah proses yang
berorientasi pada belajar……, belajar untuk memahami lebih jauh tentang diri
sendiri, belajar untuk mengembangkan dan merupakan secara efektif berbagai
pemahaman.. (dalam Belkin, 1975). Lebih jauh, Nugent (1981) mengemukakan bahwa
dalam konseling pesertadidik mempelajari ketrampilan dalam pengambilan
keputusan. Pemecahan masalah, tingkah laku, tindakan, serta sikap-sikap baru .
Dengan belajar itulah peserta didik memperoleh berbagai hal yang baru bagi
dirinya; dengan memperoleh hal-hal baru itulah peserta didik dapat berkembang.
3.
Pendidikan Lebih Lanjut Sebagai Inti Tujuan Bimbingan Dan Konseling
Bimbingan dan
konseling mempunyai tujuan khusus ( jangka pendek ) dan tujuan umum ( jangka
panjang ). Mengutip pendapat Crow and Crow, Prayitno dan Erman Amti menyatakan
bahwa tujuan khusus dalam pelayanan bimbingan dan konseling ialah membantu
individu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya, sedangkan tujuan umumnya
ialah bimbingan itu sendiri. Tujuan Bimbingan dan Konseling disamping
memperkuat tujuan-tujuan pendidikan, juga menunjang proses pendidikan pada
umumnya. Hal itu dapat dimengerti karena program-program bimbingan dan
konseling meliputi aspek-aspek tugas perkembangan individu, khususnya yang
menyangkut kawasan kematangan pendidikan karier, Kematangan personal dan
emosional, serta kematangan sosial, semuanya untuk peserta didik pada jenjang
pendidikan dasar (SD dan SLTP) dan pendidikan menengah (Borders dan Drury,
1992). Hasil-hasil bimbingan dan konseling pada kawasan itu menunjang
keberhasilan pendidikan pada umumnya.
H. Landasan Pedagogis Pendidikan Budaya dan
Karakter Bangsa
Pendidikan adalah upaya
sadar untuk mengembangkan potensi peserta didik secara optimal,yang tidak
boleh dilepaskan dari lingkungan peserta didik berada, terutama dari lingkungan
budayanya. Budaya yang menyebabkan peserta didik tumbuh dan berkembang, dimulai
dari budaya di lingkungan terdekat (kampung, RT, RW, desa) berkembang ke
lingkungan yang lebih luas yaitu budaya nasional bangsa dan budaya universal yang
dianut oleh ummat manusia. Fungsi utama pendidikan yang diamanatkan dalam UU
Sisdiknas, “mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa”. Oleh karena itu,
aturan dasar yang mengatur pendidikan nasional (UUD 1945 dan UU Sisdiknas)
sudah memberikan landasan yang kokoh untuk mengembangkan keseluruhan potensi
diri seseorang sebagai anggota masyarakat dan bangsa.
Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia No.17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan Pasal 6 ayat (2) mencakup strategi pemnagunan nasional antaranya
butir: a. pelaksanaan pendidikan agama serta aklak mulia, l.pusat pembudayaan
dan pembangunan masyarakat. Pendidikan adalah suatu proses enkulturasi,
berfungsi mewariskan nilai-nilai dan prestasi masa lalu ke generasi mendatang.
Nilai-nilai dan prestasi itu merupakan kebanggaan bangsa dan menjadikan bangsa
itu dikenal oleh bangsa-bangsa lain. Proses pengembangan nilai-nilai yang
menjadi landasan dari karakter itu menghendaki suatu proses yang berkelanjutan,
dilakukan melalui berbagai mata pelajaran yang ada dalam kurikulum
(kewarganegaraan, sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi, bahasa
Indonesia, IPS, IPA, matematika, agama, pendidikan jasmani dan olahraga, seni,
serta keterampilan).
I.
Tujuan
Bimbingan Dan Konseling Yang Terkait Dengan Aspek Karir Di Lingkungan
Pendidikan Teknologi dan Kejuruan.
Tujuan bimbingan dan konseling yang
terkait dengan aspek karir dilingkungan
kejuruan adalah :
a) Memiliki
pemahaman diri (kemampuan, minat dan kepribadian) yang terkait
dengan pekerjaan.
dengan pekerjaan.
b) Memiliki
pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karir yang menunjang kematangan
kompetensi karir.
c) Memiliki
sikap positif terhadap dunia kerja. Dalam arti mau bekerja dalam bidang
pekerjaan apapun, tanpa merasa rendah diri, asal bermakna bagi dirinya, dan
sesuai dengan norma agama.
d) Memahami
relevansi kompetensi belajar (kemampuan menguasai pelajaran) dengan persyaratan
keahlian atau keterampilan bidang pekerjaan yang menjadi cita-cita karirnya
masa depan.
e) Memiliki
kemampuan untuk membentuk identitas karir, dengan cara mengenali ciri-ciri
pekerjaan, kemampuan (persyaratan) yang dituntut, lingkungan
sosiopsikologis pekerjaan, prospek kerja, dan kesejahteraan kerja.
sosiopsikologis pekerjaan, prospek kerja, dan kesejahteraan kerja.
f) Memiliki
kemampuan merencanakan masa depan, yaitu merancang kehidupan
secara rasional untuk memperoleh peran-peran yang sesuai dengan minat,
kemampuan, dan kondisi kehidupan sosial ekonomi.
secara rasional untuk memperoleh peran-peran yang sesuai dengan minat,
kemampuan, dan kondisi kehidupan sosial ekonomi.
g) Dapat
membentuk pola-pola karir, yaitu kecenderungan arah karir. Apabila seorang
konseling bercita-cita menjadi seorang guru, maka dia senantiasa harus mengarahkan
dirinya kepada kegiatan-kegiatan yang relevan dengan karir keguruan tersebut.
h) Mengenal
keterampilan, kemampuan dan minat. Keberhasilan atau kenyamanan dalam suatu
karir amat dipengaruhi oleh kemampuan dan minat yang dimiliki. Oleh karena itu,
maka setiap orang perlu memahami kemampuan dan minatnya, dalam bidang pekerjaan
apa dia mampu, dan apakah dia berminat terhadap pekerjaan tersebut.
i) Memiliki
kemampuan atau kematangan untuk mengambil keputusan karir
Untuk mencapai tujuan
dari program bimbingan konseling dalam pengembangan karir dilingkungan
pendidikan teknologi kejuruan diatas, harus diperkuat dengan pemahaman ilmu
landasan pedagogik. Ilmu landasan pedagogik adalah ilmu mendidik, berarti untuk
mencapai tujuan dari program bimbingan konseling, terutama dalam pengembangan
bimbingan karir tersebut yang menjalankankannya bukan hanya pada petugas
bimbingan konseling disekolah saja, tetapi harus turut serta juga seluruh para
pendidiknya (guru) baik ketika proses belajar dan pembelajaran sedang
dilaksanakan. Sehingga ilmu landasan pedagogik harus dipelajari dan dipahami
oleh seluruh para pendidik terutama di pendidikan teknologi kejuruan, agar para
pendidik bisa turut mengarahkan dalam mengembangkan diri atau karir bidang
kejuruan para peserta didiknya.
BAB
IV
SIMPULAN,
IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Dari
penjelasan makalah ini maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa :
1. Pemahaman
landasan pedagogik memang sangat penting dipahami atau dipelajarin oleh para
pendidik terutama dalam pengembangan program bimbingan karir sebagai bagian
dari program bimbingan dan konseling di dalam pendidikan teknologi dan
kejuruan. Sehingga program bimbingan konseling terutama dalam pengembangan
karir peserta didik disekolah kejuruan bukan hanya sebagai tanggung jawab pada
konselor disekolah saja, namun seluruh pendidik dapat turut serta dalam
pengembangan karir kejuruan para peserta didik.
2. Program
bimbingan konseling sangat penting dijalankan pada lingkungan pendidikan
teknologi dan kejuruan, sebab melalui program bimbingan konseling para peserta
didik dapat gambaran dalam mengembangankan karir dibidang kejuruan nantinya.
Kemudian diperkuat berdasarkan pengajaran ilmu landasan pedagogik, sehingga
para peserta didik memiliki sikap atau kpribadian yang baik dalam pengembangan
karirnya dimasa yang akan datang.
B. Implikasi
Melalui
materi makalah ini, diharapkan khususnya kepada para pendidik didalam
pendidikan teknologi dan kejuruan dapat lebih memahami bahwa sangat perlunya
suatu program bimbingan konseling dalam pengembangan bimbingan karir yang
dikaitkan melalui ilmu landasan pedagogik di lingkungan pendidikan teknologi
kejuruan. Sehingga pendidikan teknolgi dan kejuruan dapat menghasilkan SDM yang
lebih terarah karirnya dan lebih memiliki norma atau sikap yang lebih baik
dalam menjalankani karir bidang kejuruannya.
C.
Rekomendasi
Pada
pembelajaran ilmu landasan pedagogik didalam pendidikan teknologi dan kejuruan
harus lebih banyak ditekankan kepada pembelajaran program bimbingan konseling
agar para pendidik dibidang teknologi dan kejuruan dapat bersikap dan
mengarahkan para peserta didik pada bidang karir kejuruannya.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar