Selasa, 24 Juni 2014

PENTINGNYA PEMAHAMAN LANDASAN PEDAGOGIK DALAM PENGEMBANGAN BIMBINGAN KARIR SEBAGAI BAGIAN DARI PROGRAM BIMBINGAN KONSELING DI DALAM PTK



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Layanan bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari pendidikan di Indonesia. Sebagai sebuah layanan profesional, kegiatan layanan bimbingan dan konseling tidak bisa dilakukan secara sembarangan, namun harus berangkat dan berpijak dari suatu landasan yang kokoh, yang didasarkan pada hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam. Dengan adanya pijakan yang jelas dan kokoh diharapkan pengembangan layanan bimbingan dan konseling, baik dalam tataran teoritik maupun praktek, dapat semakin lebih mantap dan bisa dipertanggungjawabkan serta mampu memberikan manfaat besar bagi kehidupan, khususnya bagi para penerima jasa layanan (klien).
Agar aktivitas dalam layanan bimbingan dan konseling tidak terjebak dalam berbagai bentuk penyimpangan, maka pemahaman dan penguasaan tentang landasan bimbingan dan konseling khususnya oleh para konselor dalam pengembangan bimbingan karir pada lingkungan pendidikan teknologi kejuruan memang para konselor maupun para pendidiknya harus mengerti tentang ilmu landasan pedagogik.
Berbagai kesalah kaprahan yang terjadi dalam layanan bimbingan dan konseling dilingkungan pendidikan teknologi kejuruan selama ini, seperti adanya anggapan bimbingan dan konseling sebagai “polisi sekolah”, atau berbagai persepsi lainnya yang keliru tentang layanan bimbingan dan konseling, sangat mungkin memiliki keterkaitan erat dengan tingkat pemahaman dan penguasaan konselor tentang landasan bimbingan dan konseling terutama dalam penanganan program bimbingan karir pada setiap orang. Dengan kata lain, penyelenggaraan bimbingan dan konseling dilakukan secara asal-asalan, tidak dibangun di atas ilmu landasan pedagogik.
Pendidikan teknologi kejuruan merupakan lingkungan pendidikan yang sangat dibutuhkan adanya suatu program bimbingan konseling dalam khususnya dalam pengembangan bimbingan karir. Pada pendidikan teknologi kejuruan berupaya menghasilkan suatu SDM yang berkualitas dalam bidang kejuruannya, sehingga program bimbingan konseling harus bisa mengarahkan dalam pengembangan karir pada SDM yang dihasilkan dari pendidikan teknologi kejuruan yang dikaitkan pada landasan pedagogik.
Oleh karena itu, dalam upaya memberikan pemahaman tentang landasan bimbingan dan konseling pada pengembangan bimbingan karir, khususnya bagi para konselor, melalui makalah ini akan dipaparkan tentang pentingnya suatu landasan pedagogik yang menjadi pijakan atau karakter dalam setiap gerak langkah bimbingan dan konseling terutama peengembangan bimbingan karir di lingkungan pendidikan teknologi kejuruan.

B.     Tujuan
1.   Untuk mengetahui definisi dari landasan bimbingan dan konseling dalam pengembangan bimbingan karir.
2.   Untuk mengetahui landasan ilmiah dan teknologi dalam bimbingan dan konseling khususnya dalam pengembangan bimbingan karir.
3.   Untuk mengetahui pengaruh landasan pedagogis dalam bimbingan dan konseling dalam pengembangan bimbingan karir pada pendidikan teknologi kejuruan.









BAB II
PENTINGNYA PEMAHAMAN LANDASAN PEDAGOGIK DALAM PENGEMBANGAN BIMBINGAN KARIR SEBAGAI BAGIAN DARI PROGRAM BIMBINGAN KONSELING DI DALAM PTK

A.    Definisi Landasan Bimbingan dan Konseling
Landasan dalam bimbingan dan konseling pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan landasan-landasan yang biasa diterapkan dalam pendidikan, seperti landasan dalam pengembangan kurikulum, landasan pendidikan non formal atau pun landasan pendidikan secara umum.
Landasan dalam bimbingan dan konseling pada hakekatnya merupakan faktor-faktor yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan khususnya oleh konselor selaku pelaksana utama dalam mengembangkan layanan bimbingan dan konseling. Ibarat sebuah bangunan, untuk dapat berdiri tegak dan kokoh tentu membutuhkan fundasi yang kuat dan tahan lama. Apabila bangunan tersebut tidak memiliki fundasi yang kokoh, maka bangunan itu akan mudah goyah atau bahkan ambruk. Demikian pula, dengan layanan bimbingan dan konseling, apabila tidak didasari oleh fundasi atau landasan yang kokoh akan mengakibatkan kehancuran terhadap layanan bimbingan dan konseling itu sendiri dan yang menjadi taruhannya adalah individu yang dilayaninya (klien). Menurut Prayitno dan Erman Amti (1999), ada beberapa landasan bimbingan dan konseling, yaitu Landasan filosofis, landasan religius, landasan psikologi, landasan sosial budaya, landasan ilmiah dan teknologi, serta landasan pedagogis.

B.  Landasan Ilmiah dan Teknologi
Landasan Ilmiah dalam bimbingan dan konseling memberikan isyarat bahwa praktik bimbingan dan konseling harus dilaksanakan atas dasar keilmuan. Maksudnya ialah siapapun yang berada dalam dunia bimbingan dan konseling harus memiliki ilmu tentang bimbingan dan konseling.
Pelayanan bimbingan dan konseling merupakan kegiatan professional yang memiliki dasar-dasar keilmuan, baik yang menyangkut teori-teorinya, pelaksanaan kegiatannya, maupun pengembangan-pengembangan layanan itu secara berkelanjutan.

C.    Keilmuan Bimbingan dan Konseling
Layanan bimbingan dan konseling merupakan kegiatan profesional yang memiliki dasar-dasar keilmuan, baik yang menyangkut teori maupun prakteknya. Pengetahuan tentang bimbingan dan konseling disusun secara logis dan sistematis. Selayaknya ilmu-ilmu yang lain, ilmu bimbingan dan konseling memiliki objek kajiannya sendiri, dengan menggunakan berbagai metode, seperti: pengamatan, wawancara, analisis dokumen, prosedur tes, inventory atau analisis laboratoris yang dituangkan dalam bentuk laporan penelitian, buku teks dan tulisan-tulisan ilmiah lainnya.
Obyek kajian bimbingan dan konseling ialah upaya bantuan yang diberikan kepada individu yang mangacu pada ke-4 fungsi pelayanan yakni fungsi pemahaman, pencegahan, pengentasan dan pemeliharaan/ pengembangan
Sejak awal dicetuskannya gerakan bimbingan, layanan bimbingan dan konseling telah menekankan pentingnya logika, pemikiran, pertimbangan dan pengolahan lingkungan secara ilmiah (McDaniel dalam Prayitno, 2003).

D.    Peran Ilmu Lain dan Teknologi dalam Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan konseling merupakan ilmu yang bersifat multireferensial, artinya ilmu dengan rujukan berbagai ilmu yang lain. Beberapa disiplin ilmu lain telah memberikan sumbangan bagi perkembangan teori dan praktek bimbingan dan konseling, misalnya ilmu statistik dan evaluasi memberikan pemahaman dan tehnik-tehnik. Pengukuran dan evaluasi karakteristik individu; biologi memberikan pemahaman tentang kehidupan kejasmanian individu, psikologi, ilmu pendidikan, filsafat, sosiologi, antroplogi, ilmu ekonomi, manajemen, ilmu hukum, agama dan ilmu landasan pedagogik. Beberapa konsep dari disiplin ilmu tersebut telah diadopsi untuk kepentingan pengembangan bimbingan dan konseling, baik dalam pengembangan teori maupun prakteknya.
Selain dukungan sejumlah ilmu lain, praktik bimbingan dan konseling juga memerlukan dukungan perangkat teknologi, seperti komputer. Moh. Surya (2006) mengemukakan bahwa sejalan dengan perkembangan teknologi komputer interaksi antara konselor dengan individu yang dilayaninya (klien) tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi dapat juga dilakukan melalui hubungan secara virtual (maya) melalui internet, dalam bentuk “cyber counseling”. Sehingga perkembangan dalam bidang teknologi komunikasi menuntut kesiapan dan adaptasi konselor dalam penguasaan teknologi dalam melaksanakan bimbingan dan konseling.

E.     Informasi Karier
Layanan informasi marupakan salah satu jenis layanan dalam bimbingan konseling di sekolah yang amat penting guna membantu siswa agar dapat terhindar dari berbagai masalah yang dapat mengganggu terhadap pencapaian perkembangan siswa, baik yang berhubungan dengan diri pribadi, sosial, belajar ataupun kariernya., Melalui layanan informasi diharapkan para siswa dapat menerima dan memahami berbagai informasi, yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk kepentingan siswa itu sendiri.
Seorang siswa dalam kehidupannya akan dihadapkan dengan sejumlah alternatif, baik yang berhubungan kehidupan pribadi, sosial, belajar maupun kariernya. Namun, adakalanya siswa mengalami kesulitan untuk mengambil keputusan dalam menentukan alternatif mana yang seyogyanya dipilih. Salah satunya adalah kesulitan dalam pengambilan keputusan yang berkenaan dengan rencana-rencana karier yang akan dipilihnya kelak. Mereka dihadapkan dengan sejumlah pilihan dan permasalahan tentang rencana kariernya. Diantaranya, mereka mempertanyakan, dari sejumlah jenis pekerjaan yang ada, pekerjaan apa yang paling cocok untuk saya kelak setelah menamatkan pendidikan ?
Kesulitan-kesulitan untuk mengambil keputusan karier akan dapat dihindari manakala siswa memiliki sejumlah informasi yang memadai tentang hal-hal yang berhubungan dengan dunia kariernya. Untuk itulah, mereka seyogyanya dapat dibimbing guna memperoleh pemahaman yang memadai tentang berbagai kondisi dan karakteristik dirinya, baik tentang bakat, minat, cita-cita, berbagai kekuatan serta kelemahan yang ada dalam dirinya. Dalam hal ini, tentunya tidak cukup hanya sekedar memahami diri. Namun juga harus disertai dengan pemahaman akan kondisi yang ada dilingkungannya, seperti kondisi sosio-kultural, pasar kerja, persyaratan, jenis dan prospek pekerjaan, serta hal-hal lainnya yang bertautan dengan dunia kerja. Sehingga pada gilirannya siswa dapat mengambil keputusan yang terbaik tentang kepastian rencana karier yang akan ditempuhnya kelak.
Dalam memberikan layanan informasi karier setidaknya terdapat dua hal yang harus diperhatikan yaitu tentang : (1) materi informasi dan (2) teknik layanan informasi.

F.     Perkembangan Layanan Bimbingan Konseling Di Indonesia
Layanan BK di industri Indonesia telah mulai dibicarakan sejak tahun 1962. ditandai dengan adanya perubahan sistem pendidikan di SMA yakni dengan adanya program penjurusan, program penjurusan merupakan respon akan kebutuhan untuk menyalurkan siswa kejurusan yang tepat bagi dirinya secara perorangan. Puncak dari usaha ini didirikan jurusan Bimbingan dan penyuluhan di Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Negeri, salah satu yang membuka jurusan tersebut adalah IKIP Bandung (sekrang berganti nama Universitas Pendidikan Indonesia).
Dengan adanya gagasan sekolah pembangunan pada tahun 1970/1971, peranan bimbingan kembali mendapat perhatian. Gagasan sekolah pembangunan ini dituangkan dalam program sekolah menengah pembangunan persiapan, yang berupa proyek percobaan dan peralihan dari sistem persekolahan Cuma menjadi sekolah pembangunan.
Sistem sekolah pembangunan tersebut dilaksanakan melalui proyek pembaharuan pendidikan yang dinamai PPSP (Proyek Perintis Sekolah Pembangunan) yang diujicobakan di 8 IKIP. Badan pengembangan pendidikan berhasil menyusun 2 naskah penting yakni dengan pola dasar rencana-rencana pembangunan program Bimbingan dan penyuluhan melalui proyek-proyek perintis sekolah pembangunan dan pedoman operasional pelayanan bimbingan pada PPSP.
Secara resmi BK di programkan disekolah sejak diberlakukan kurikulum 1975, tahun 1975 berdiri ikatan petugas bimbingan Indonesia (IPBI) di Malang.
Penyempurnaan kurikulum 1975 ke kurikulum 1984 dengan memasukkan bimbingan karir di dalamnya. Selanjutnya UU No. 0/1989 tentang Sisdiknas membuat mantap posisi bimbingan dan konseling yang kian diperkuat dengan PP No. 20 Bab X Pasal 25/1990 dan PP No. 29 Bab X Pal 27/1990 yang menyatakan bahwa “Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan.
Perkembangan BK di Indonesia semakin mantap dengan berubahnya 1 PBI menjadi ABKIN (Asuransi Bimbingan dan Konseling Indonesia) tapa tahun 2001.

G.    Landasan Pedagogis
Bimbingan dan konseling itu identik dengan pendidikan. Artinya ketka seseorang melakukan praktik bimbingan dan konseling berarti ia sedang mendidik., dan begitupula sebaliknya. Pendidikan itu merupakan salah satu lembaga sosial yang universal dan berfungsi sebagai sarana reproduksi sosial ( Budi Santoso, 1992)
Landasan pedagogis dalam layanan bimbingan dan konseling di sekolah pendidikan teknologi dan kejuruan ditinjau dari tiga segi, yaitu:
1.      Pendidikan Sebagai Upaya Pengembangan Individu: Bimbingan Merupakan Bentuk Upaya Pendidikan Terutama Bidang Kejuruan
Pendidikan adalah upaya memanusiakan manusia. Seorang bagi manusia hanya akan dapat menjadi manusia sesuai dengan tuntutan budaya hanya melalui pendidikan. Tanpa pendidikan, bagi manusia yang telah lahir itu tidak akan mampu memperkembangkan dimensi keindividualannya, kesosialisasinya, kesosilaanya dan keberagamaanya.
Undang-Undang No. 2 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 1 ayat (1) ditegaskan bahwa :
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Tujuan bimbingan dan konseling tidak boleh menyimpang dengan tujuan pendidikan nasional, yakni yang terdapat dalam Undang-Undang No. 20/2003 juga, disebutkan bahwa :
Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Integrasi bimbingan dan konseling dengan pendidikan juga tampak harus dimasukkannya secara berkesinambungan berbagai program pelayanan bimbingan dan konseling ke dalam program sekolah terutama pada sekolah pendidikan teknologi dan kejuruan. Sehingga dari penjelasan diatas dapat kita ketahui bahwa program bimbingan dan konseling sangat berkaitan sekali dengan pemahaman landasan pedagogik sebagai llmu mendidik.
2.      Pendidikan Sebagai Proses Bimbingan Konseling Terutama Dalam Pengembangan Bimbingan Karir.
Indikator utama yang menandai adanya pendidikan ialah peserta didik yang terlibat di dalamnya menjalani proses belajar  dan kegiatan bimbingan konseling bersifat normatif. Bimbingan dan konseling mengembangkan proses belajar yang dijalani oleh para siswa. Kesadaran ini telah tampil sejak pengembangan gerakan Bimbingan dan Konseling secara meluas di Amerika Serikat. Pada tahun 1953, Gistod telah menegaskan Bahwa Bimbingan dan Konseling adalah proses yang berorientasi pada belajar……, belajar untuk memahami lebih jauh tentang diri sendiri, belajar untuk mengembangkan dan merupakan secara efektif berbagai pemahaman.. (dalam Belkin, 1975). Lebih jauh, Nugent (1981) mengemukakan bahwa dalam konseling pesertadidik mempelajari ketrampilan dalam pengambilan keputusan. Pemecahan masalah, tingkah laku, tindakan, serta sikap-sikap baru . Dengan belajar itulah peserta didik memperoleh berbagai hal yang baru bagi dirinya; dengan memperoleh hal-hal baru itulah peserta didik dapat berkembang.
3.      Pendidikan Lebih Lanjut Sebagai Inti Tujuan Bimbingan Dan Konseling
Bimbingan dan konseling mempunyai tujuan khusus ( jangka pendek ) dan tujuan umum ( jangka panjang ). Mengutip pendapat Crow and Crow, Prayitno dan Erman Amti menyatakan bahwa tujuan khusus dalam pelayanan bimbingan dan konseling ialah membantu individu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya, sedangkan tujuan umumnya ialah bimbingan itu sendiri. Tujuan Bimbingan dan Konseling disamping memperkuat tujuan-tujuan pendidikan, juga menunjang proses pendidikan pada umumnya. Hal itu dapat dimengerti karena program-program bimbingan dan konseling meliputi aspek-aspek tugas perkembangan individu, khususnya yang menyangkut kawasan kematangan pendidikan karier, Kematangan personal dan emosional, serta kematangan sosial, semuanya untuk peserta didik pada jenjang pendidikan dasar (SD dan SLTP) dan pendidikan menengah (Borders dan Drury, 1992). Hasil-hasil bimbingan dan konseling pada kawasan itu menunjang keberhasilan pendidikan pada umumnya.
H. Landasan Pedagogis Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa
Pendidikan adalah upaya sadar untuk mengembangkan potensi peserta didik secara optimal,yang  tidak boleh dilepaskan dari lingkungan peserta didik berada, terutama dari lingkungan budayanya. Budaya yang menyebabkan peserta didik tumbuh dan berkembang, dimulai dari budaya di lingkungan terdekat (kampung, RT, RW, desa) berkembang ke lingkungan yang lebih luas yaitu budaya nasional bangsa dan budaya universal yang dianut oleh ummat manusia. Fungsi utama pendidikan yang diamanatkan dalam UU Sisdiknas, “mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa”. Oleh karena itu, aturan dasar yang mengatur pendidikan nasional (UUD 1945 dan UU Sisdiknas) sudah memberikan landasan yang kokoh untuk mengembangkan keseluruhan potensi diri seseorang sebagai anggota masyarakat dan bangsa.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan Pasal 6 ayat (2) mencakup strategi pemnagunan nasional antaranya butir: a. pelaksanaan pendidikan agama serta aklak mulia, l.pusat pembudayaan dan pembangunan masyarakat. Pendidikan adalah suatu proses enkulturasi, berfungsi mewariskan nilai-nilai dan prestasi masa lalu ke generasi mendatang. Nilai-nilai dan prestasi itu merupakan kebanggaan bangsa dan menjadikan bangsa itu dikenal oleh bangsa-bangsa lain. Proses pengembangan nilai-nilai yang menjadi landasan dari karakter itu menghendaki suatu proses yang berkelanjutan, dilakukan melalui berbagai mata pelajaran yang ada dalam kurikulum (kewarganegaraan, sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi, bahasa Indonesia, IPS, IPA, matematika, agama, pendidikan jasmani dan olahraga, seni, serta keterampilan).

I.    Tujuan Bimbingan Dan Konseling Yang Terkait Dengan Aspek Karir Di Lingkungan Pendidikan Teknologi dan Kejuruan.
Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek karir dilingkungan kejuruan adalah :
a)   Memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat dan kepribadian) yang terkait
dengan pekerjaan.
b)   Memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karir yang menunjang kematangan kompetensi karir.
c)   Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja. Dalam arti mau bekerja dalam bidang pekerjaan apapun, tanpa merasa rendah diri, asal bermakna bagi dirinya, dan sesuai dengan norma agama.
d)  Memahami relevansi kompetensi belajar (kemampuan menguasai pelajaran) dengan persyaratan keahlian atau keterampilan bidang pekerjaan yang menjadi cita-cita karirnya masa depan.
e)   Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir, dengan cara mengenali ciri-ciri pekerjaan, kemampuan (persyaratan) yang dituntut, lingkungan
sosiopsikologis pekerjaan, prospek kerja, dan kesejahteraan kerja.
f)    Memiliki kemampuan merencanakan masa depan, yaitu merancang kehidupan
secara rasional untuk memperoleh peran-peran yang sesuai dengan minat,
kemampuan, dan kondisi kehidupan sosial ekonomi.
g)   Dapat membentuk pola-pola karir, yaitu kecenderungan arah karir. Apabila seorang konseling bercita-cita menjadi seorang guru, maka dia senantiasa harus mengarahkan dirinya kepada kegiatan-kegiatan yang relevan dengan karir keguruan tersebut.
h)   Mengenal keterampilan, kemampuan dan minat. Keberhasilan atau kenyamanan dalam suatu karir amat dipengaruhi oleh kemampuan dan minat yang dimiliki. Oleh karena itu, maka setiap orang perlu memahami kemampuan dan minatnya, dalam bidang pekerjaan apa dia mampu, dan apakah dia berminat terhadap pekerjaan tersebut.
i)     Memiliki kemampuan atau kematangan untuk mengambil keputusan karir
Untuk mencapai tujuan dari program bimbingan konseling dalam pengembangan karir dilingkungan pendidikan teknologi kejuruan diatas, harus diperkuat dengan pemahaman ilmu landasan pedagogik. Ilmu landasan pedagogik adalah ilmu mendidik, berarti untuk mencapai tujuan dari program bimbingan konseling, terutama dalam pengembangan bimbingan karir tersebut yang menjalankankannya bukan hanya pada petugas bimbingan konseling disekolah saja, tetapi harus turut serta juga seluruh para pendidiknya (guru) baik ketika proses belajar dan pembelajaran sedang dilaksanakan. Sehingga ilmu landasan pedagogik harus dipelajari dan dipahami oleh seluruh para pendidik terutama di pendidikan teknologi kejuruan, agar para pendidik bisa turut mengarahkan dalam mengembangkan diri atau karir bidang kejuruan para peserta didiknya.

BAB IV
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A.    Simpulan
Dari penjelasan makalah ini maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa :
1.      Pemahaman landasan pedagogik memang sangat penting dipahami atau dipelajarin oleh para pendidik terutama dalam pengembangan program bimbingan karir sebagai bagian dari program bimbingan dan konseling di dalam pendidikan teknologi dan kejuruan. Sehingga program bimbingan konseling terutama dalam pengembangan karir peserta didik disekolah kejuruan bukan hanya sebagai tanggung jawab pada konselor disekolah saja, namun seluruh pendidik dapat turut serta dalam pengembangan karir kejuruan para peserta didik.
2.      Program bimbingan konseling sangat penting dijalankan pada lingkungan pendidikan teknologi dan kejuruan, sebab melalui program bimbingan konseling para peserta didik dapat gambaran dalam mengembangankan karir dibidang kejuruan nantinya. Kemudian diperkuat berdasarkan pengajaran ilmu landasan pedagogik, sehingga para peserta didik memiliki sikap atau kpribadian yang baik dalam pengembangan karirnya dimasa yang akan datang.
B.     Implikasi
Melalui materi makalah ini, diharapkan khususnya kepada para pendidik didalam pendidikan teknologi dan kejuruan dapat lebih memahami bahwa sangat perlunya suatu program bimbingan konseling dalam pengembangan bimbingan karir yang dikaitkan melalui ilmu landasan pedagogik di lingkungan pendidikan teknologi kejuruan. Sehingga pendidikan teknolgi dan kejuruan dapat menghasilkan SDM yang lebih terarah karirnya dan lebih memiliki norma atau sikap yang lebih baik dalam menjalankani karir bidang kejuruannya.
C.    Rekomendasi
Pada pembelajaran ilmu landasan pedagogik didalam pendidikan teknologi dan kejuruan harus lebih banyak ditekankan kepada pembelajaran program bimbingan konseling agar para pendidik dibidang teknologi dan kejuruan dapat bersikap dan mengarahkan para peserta didik pada bidang karir kejuruannya.


DAFTAR PUSTAKA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar