Selasa, 24 Juni 2014

“PERSPEKTIF LANDASAN PEDAGOGIK PENTINGNYA REKONSTRUKSI KURIKULUM PTK DALAM UPAYA MEMBUMIKAN VISI DAN MISI PTK DI MASA KINI DAN DATANG”.



BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan Ilmu dan teknologi, terutama teknologi informasi menyebabkan arus komunikasi menjadi cepat dan tanpa batas. Hal ini berdampak langsung pada bidang norma kehidupan dan ekonomi, seperti tersingkirnya tenaga kerja yang kurang berpendidikan dan kurang trampil, terkikisnya budaya lokal karena cepatnya arus informasi dan budaya global, serta menurunnya norma-norma masyarakat kita yang bersifat pluralistik sehingga rawan terhadap timbulnya gejolak sosial dan disintegrasi bangsa. Ukuran kesejahteraan suatu bangsa telah bergeser dari modal fisik atau sumber daya alam ke modal intelektual, pengetahuan, sosial, dan kepercayaan. Hal ini membutuhkan pendidikan yang memberikan kecakapan hidup (Life Skill), yaitu yang memberikan keterampilan, kemahiran, dan keahlian dengan kompetensi tinggi pada peserta didik sehingga selalu mampu bertahan dalam suasana yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif dalam kehidupannya.
Pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematis-sistemik selalu bertolak dari sejumlah landasan serta pengindahan sejumlah asas-asas tertentu. Landasan dan asas tersebut sangat penting, karena pendidikan merupakan pilar utama terhadap perkembangan manusia dan masyarakat bangsa tertentu. Sehingga melalui melalui makalah ini akan dijelaskan tentang “Perspektif landasan pedagogik pentingnya rekontruksi kurikulum PTK dalam upaya membumikan visi dan misi PTK dimasa kini dan mendatang”.
B.  Tujuan
1.      Memahami bahwa penting rekontruksi kurikulum PTK dalam upaya membumikan visi dan misi PTK dimasa kini dan mendatang.
2.      Mengetahu bahwa landasan pedagogik sangat penting kaitannya dalam proses pembelajaran didalam PTK.
3.      Syarat untuk memenuhi tugas UAS mata kuliah landasan pedagogik.

BAB II
PERSPEKTIF LANDASAN PEDAGOGIK PENTINGNYA REKONTRUKSI KURIKULUM PTK DALAM UPAYA “MEMBUMIKAN” VISI DAN MISI MASA KINI DAN DATANG
A. Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan menurut UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003, bab II pasal 3 bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab. Tujuan pendidikan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh kegiatan pendidikan. Adalah suatu yang logis bahwa pendidikan itu harus dimulai dengan tujuan, yang diasumsikan sebagai nilai. Tanpa dasar tujuan, maka dalam praktek pendidikan tidak ada artinya (Moore, T.W, 1974:86). Ada bermacam-macam tujuan pendidikan menurut para ahli. MJ. Langeveld mengemukakan ada enam macam tujuan pendidikan, yaitu (1) tujuan umum, total atau akhir, (2) tujuan khusus, (3) tujuan tak lengkap, (4) tujuan sementara, (5) tujuan intermedier dan (6) tujuan insindental.
Tujuan pendidikan di Indonesia bisa dibaca pada GBHN, pelbagai peraturan pemerintah dan undang-undang pendidikan. Pertama-tama mari kita lihat GBHN tahun 1993. Dalam GBHN itu dijelaskan bahwa kebijaksanaan pembangunan sector pendidikan ditujukan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, keratif, terampil, beridsiplin, beretos kerja, profesional, bertanggung jawab, produktif, dan sehat jasmani-rohani. Indicator-indikator tujuan pendidikan di atas dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu :
1.      Hubungan dengan Tuhan, ialah beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2.      Pembentukkan pribadi, mencakup berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, dan kreatif.
3.      Bidang usaha, mencakup terampil, berdisiplin, beretos kerja, profesional, bertanggung jawab, dan produktif.
4.      Kesehatan, yang mencakup kesehatan jasmani dan rohani.
Kini mari kita kaitkan pandangan para ahli di atas dengan tujuan pendidikan kita. Tujuan pendidikan di Indonesia ialah untuk membentuk manusia seutuhnya, dalam arti berkembangnya potensi-potensi individu secara harmonis, berimbang dan terintegrasi. Bila hal ini dapat dilaksanakan dengan baik, sudah tentu harapan-harapan para ahli yang dilukiskan di atas bisa tercapai. Sebab tujuan pendidikan ini pun mengembangkan potensi-potensi individu seperti apa adanya.kalaupun ada kebijakan tertentu yang agak berbeda arah dengan tujuan ini dengan maksud-maksud tertentu, diharapkan kebijakan itu tidak terlalu lama dipertahankan. Dengan demikian secara konsep atau dokumen tujuan pendidikan Indonesia tidak berbeda secara berarti dengan tujuan-tujuan pendidikan yang diinginkan oleh para ahli pendidikan di dunia. Oleh karena itu mencapai tujuan pendidikan, dibutuhkan tenaga pendidik yang memiliki kompetensi.
B.     Pengertian dan Tujuan Pendidikan Kejuruan
Terdapat banyak ragam pengertian tentang pendidikan kejuruan dalam pembicaraan sehari-nari. Menurut Undang-Undang Pendidikan Nasional (UUSPN) no. 20 tahun 2003 ”pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu dan siap pula melanjutkan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi.  Berikut adalah di antara pengertian dan tujuan pendidikan kejuruan dari berbagai sumber dan pakar pendidikan.
  • Pendidikan Kejuruan adalah pendidikan pada jenjang menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan siswa untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu. PP 29 tahun 1990 Pasal 1 ayat 3
  • Pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang diarahkan untuk mempelajari bidang khusus, agar para lulusan memiliki keahlian tertentu seperti bisnis, pabrikasi, pertanian, kerumahtanggaan, otomotif telekomunikasi, listrik, bangunan dan sebagainya (Snedden, 1917:8)
  • Pendidikan teknologi dan kejuruan adalah bagian dari pendidikan yang mencatak individu agar dia dapat bekerja pada kelompok tertentu (Evan, 1978).
  • Pendidikan teknologi dan kejuruan adalah suatu program yang berada di bawah organisasi pendidikan tinggi yang diorganisasikan untuk mempersiapkan peserta didik memasuki dunia kerja (Good, 1959).
  • United Congres 1976: Vocational education as organized educational program which are directly related to the preparation of individuals for paid and unpaid employment, or for additional preparation for a career requiry other than a baccalaureate of advance degree.
Dari berbagai definisii di atas dapat kita kemukakan bahwa pendidikan teknologi dan kejuruan adalah pendidikan yang diselenggarakan bagi para siswa yang merencanakan dan mengembangkan karirnya pada bidang keahlian tertentu untuk bekerja secara produktif  dan professional dan juga siap melanjutkan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi.
C.    Fungsi Pendidikan Kejuruan Secara Landasan Pedagogik
Pendidikan kejuruan berfungsi menyiapkan siswa menjadi manusia Indonesia seutuhnya yang mampu meningkatkan kualitas hidup, mampu mengembangkan dirinya, dan memiliki keahlian dan keberanian membuka peluang meningkatkan penghasilan. Sebagai suatu pendididikan khusus, pendididkan kejuruan direncanakan untuk mempersiapkan peserta didik untuk memasuki dunia kerja, sebagai tenaga kerja produktif yang mampu menciptakan produk unggul yang dapat bersaing di pasar global dan professional yang memiliki kualitas moral di bidang kejuruannya (keahliannnya). Di samping itu pendidikan kejuruan juga berfungsi mempersiapkan siswa menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).
Fungsi pendidikan kejuruan menyiapkan siswa menjadi tenaga kerja produktif antara lain meliputi:
·      Memenuhi keperluan tenaga kerja dunia usaha dan industri.
·      Menciptakan lapangan kerja bagi dirinya dan bagi orang lain.
·      Merubah status siswa dari ketergantungan menjadi bangsa yang berpenghasilan (produktif).
Sedangkan sebagai tenaga kerja professional yang didik sesuai dengan landasan pedagogik siswa mampu mengerjakan tugasnya secara cepat, tepat dan effisien yang didasarkan pada unsur-unsur berikut:
·      Ilmu atau teori yang sistematis,
·      Kewenangan professional yang diakui oleh klien,
·      Sanksi dan pengakuan masyarakat akan keabsahan kewenangannya dan
·      Kode etik yang regulative.
Selanjutnya, menyiapkan siswa menguasai IPTEK dimaksudkan agar siswa:
·      Mampu mengikuti, menguasai, dan menyesuaikan diri dengan kemajuan IPTEK.
·      Memiliki kemampuan dasar untuk dapat mengembangkan diri secara berkelanjutan.

D.    Model Kurikulum PTK
1.   Kurikulum Subjek Akademik
Model kurikulum subjek akademik ini adalah kurikulum yang sangat praktis, mudah disusun, mudah digabungkan dengan tipe lainnya. Kurikulum subjek akademis bersumber dari pendidikan klasik (perenialisme dan esensialisme) yang berorientasi pada masa lalu. Fungsi pendidikan memelihara dan mewariskan hasil-hasil budaya. Kurikulum ini lebih mengutamakan isi pendidikan. Orientasi pengembangan kurikulum ini adalah pada pengembangan pengetahuan dari berbagi disiplin ilmu.
2.   Kurikulum Humanistik
Model Kurikulum Humanistik menekankan pengembangan kepribadian peserta didik secara utuh dan seimbang, antara perkembangan segi intelektual, afektif, dengan psikomotor. Kurikulum Humanistik menekankan pengembangan potensi dan kemampuan dengan memperhatikan minat dan kebutuhan peserta didik. Pembelajarannya berpusat pada peserta didik, student centered atau student based teaching, peserta didik menjadi subyek dan pusat kegiatan. Pembelajaran segi-segi sosial, moral, dan afektif mendapat perhatian utama dalam model kurikulum ini. Model kurikulum ini berkembang dan digunakan dalam pendidikan pribadi.
3.   Kurikulum Rekonstruksi Sosial
Kurikulum rekonstruksi social, merupakan model kurikulum yang lebih memusatkan perhatian pada problem-problem yang dihadapi dalam masyarakat. Kurikulum ini bersumber pada aliran pendidikan interaksional.
4.   Kurikulum Teknologi
Aliran ini ada kesamaan denga aliran klasik yaitu menekankan isi kurikulum, tetapi bukan diarahkan pada pelestrarian ilmu tersebut tetapi pada penguasaan kompetensi. Satu kompetensi yang besar diuraikan menjadi kompetensi-kompetensi yang lebih khusus dan akhirnya menjadi prilaku-prilaku yang dapat diamati atau diukur.
Pada dasarnya model kurikulum yang paling tepat untuk pendidikan kejuruan dalah kurikulum yang berorientasi pada pencapaian penguasaan kompetensi siswa, dalam hal ini adalah kurikulum teknologi. Pada dasarnya tidak ada kurikulum yang sempurna dan paling bagus, antara satu model dan model lain memiliki keterkaitan satu sama lain. Namun mengingat salah satu karakteristik pendidikan kejuruan adalah memiliki focus pendidikan pada penguasaan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang pada akhirnya dapat memberikan kontribusi yang berarti kepada kemampuan kerja lulusan, maka penguasaan kompetensi dan pengalaman kerja sangat dibutuhkan untuk memenuhi tuntutan DU/DI, sehingga model kurikulum yang cocok untuk pendidikan kejuruan adalah perpaduan dari model kurikulum teknologi dan subjek akademik

E.     Pendidikan Teknologi Kejuruan Dan Landasan Filosofis
Ditinjau secara sistemik, pendidikan kejuruan pada dasarnya merupakan subsistem dari sistem pendidikan. Terdapat banyak definisi yang diajukan oleh para ahli tentang pendidikan kejuruan dan definisi-definisi tersebut berkembang seirama dengan persepsi dan harapan masyarakat tentang peran yang harus dimainkannya. Pendidikan kejuruan merupakan bagian dari sistem pendidikan yang mempersiapkan individu pada suatu pekerjaan atau kelompok pekerjaan. Dan pendidikan kejuruan merupakan suatu bentuk pengembangan bakat, pendidikan dasar keterampilan, dan kebiasaan-kebiasaan yang mengarah pada dunia kerja yang dipandang sebagai latihan keterampilan.
Ciri pendidikan kejuruan sebagai persiapan untuk memasuki dunia kerja dapat dimengerti karena secara historis pendidikan kejuruan merupakan perkembangan dari latihan dalam pekerjaan (on the job training) dan pola magang. Pada pola latihan dalam pekerjaan peserta didik belajar sambil langsung bekerja sebagai karyawan baru tanpa ada orang yang secara khusus ditunjuk sebagai instruktur, sehingga tidak ada jaminan bahwa peserta didik akan mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan. Walaupun demikian pola latihan dalam pekerjaan memiliki keunggulan karena peserta didik dapat langsung belajar pada keadaan yang sebenarnya sehingga mendorong dia belajar secara inkuiri
Pendidikan kejuruan bertujuan untuk: (1) memberikan bekal keterampilan individual dan keterampilan yang laku di masyarakat, sehingga peserta didik secara ekonomis dapat menopang kehidupannya, (2) membantu peserta didik memperoleh atau mempertahankan pekerjaan dengan jalan memberikan bekal keterampilan yang berkaitan dengan pekerjaan yang diinginkannya, (3) mendorong produktivitas ekonomi secara regional maupun nasional, (4) mendorong terjadinya tenaga terlatih untuk menopang perkembangan ekonomi dan industri, (5) mendorong dan meningkatkan kualitas masyarakat.
dapat disimpulkan bahwa di samping mengemban tugas pendidikan secara umum, pendidikan kejuruan mengemban misi khusus, yaitu memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan kepada peserta didik untuk memasuki lapangan kerja dan sekaligus menghasilkan tenaga kerja terampil yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Bagi masyarakat Indonesia misi pendidikan kejuruan sangat penting karena pada umumnya siswa sekolah kejuruan berasal dari masyarakat dengan tingkat sosial ekonomi rendah, sehingga apabila sekolah kejuruan berhasil mewujudkan misinya berarti akan membantu menaikkan status sosiala ekonomi masyarakat tingkat bawah. Dengan kata lain sekolah kejuruan dapat membantu meningkatkan mobilitas vertikal dalam masyaarakat.
Pendidikan kejuruan dapat dikelompokkan berdasarkan jenjang dan menurut struktur programnya. Pengelompokan berdasarkan jenjang dapat didasarkan atas jenjang kecanggihan keterampilan yang dipelajari atau jenjang pendidikan formal yang berlaku. Jenjang pendidikan formal yang berlaku dikenal pendidikan kejuruan tingkat sekolah menengah (secondary) atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan berbagai program keahlian. Berdasarkan struktur programnya, khususnya dalam kaitan dengan bagaimana sekolah kejuruan mendekatkan programnya dengan dunia kerja, membagi sekolah kejuruan menjadi lima kategori, yaitu (1) program pengarahan kerja (pre vocational guidance education), (2) program persiapan kerja (employability preparation education), (3) program persiapan bidang pekerjaan secara umum (occupational area preparation education), (4) program persiapan bidang kerja spesifik (occupational specific education), dan (5) program pendidikan kejuruan khusus (job specific education).
Dari penjelasan diatas, bahwa sangat penting suatu rekonstruksi kurikulum pendidikan teknologi kejuruan harus dikaitkan menurut perspektif landasan pedagogik sebagai sikap mendidik kepada siswa yang dapat menghasilkan SDM yang berketerampilan dan bersikap santun, sehingga akan membumikan kepada khalayak banyak tentang visi dan misi pendidikan teknologi kejuruan dimasa kini dan mendatang.

F.     Kompetensi Pedagogik
Kompetensi Pedagogik bukanlah kompetensi yang hanya bersifat teknis belaka, yaitu “kompetensi mengelola peserta didik..” (yang dirumuskan dalam PP RI No. 19 tahun 2005), karena “pedagogy” or “paedagogy” adalah “the art and science of teaching and educating”(Dwi Siswoyo:2006). Kompetensi pedagogik ini mencakup pemahaman dan pengembangan potensi peserta didik, perencanan dan pelaksanaan pembelajaran, serta system evaluasi pembelajaran, juga harus menguasai “ilmu pendidikan”. Ilmu pendidikan dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang memberikan uraian yang lengkap, sistematis dan metodis tentang masalah-masalah yang ada kaitannya dengan proses pendidikan atau kegiatan mendidik. Maka berarti ilmu pendidikan itu suatu ilmu pengetahuan yang ilmiah yang tidak usah diragukan lagi kebenarannya karena sudah memiliki kriteria persyaratan ilmu pengetahuan yang ilmiah yaitu memilih objek, metode dan sistematika yang jelas dan pasti.
Pedagogik bertugas untuk membangun sistem pengetahuan mengenai bagaimana seharusnya pendidik bertindak dalam rangka mendidik anak karena pedagogik bersifat normatif, pedagogik berguna dalam rangka mengenali diri dan melakukan koreksi atas diri sendiri demi “menyempurnakan” diri sendiri, yang artinya pedagogik memberikan pentunjuk tentang apa yang seharusnya mengenai pribadi pendidik dan bagaimana seharusnya pendidik bertindak dalam rangka mendidik anak. Kompetensi pedagogik Guru merupakan kemampuan Guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi:
1.   Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan.
      Guru memiliki latar belakang pendidikan keilmuan sehingga memiliki keahlian secara akademik dan intelektual. Merujuk pada sistem pengelolaan pembelajaran yang berbasis subjek (mata pelajaran), guru seharusnya memiliki kesesuaian antara latar belakang keilmuan dengan subjek yang dibina. Selain itu, guru memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam penyelenggaraan pembelajaran di kelas. Secara otentik kedua hal tersebut dapat dibuktikan dengan ijazah akademik dan ijazah keahlian mengajar (akta mengajar) dari lembaga pendidikan yang diakreditasi pemerintah.
2.   Pemahaman terhadap peserta didik
        Guru memiliki pemahaman akan psikologi perkembangan anak, sehingga mengetahui dengan benar pendekatan yang tepat yang dilakukan pada anak didiknya. Guru dapat membimbing anak melewati masa-masa sulit dalam usia yang dialami anak. Selain itu, Guru memiliki pengetahuan dan pemahaman terhadap latar belakang pribadi anak, sehingga dapat mengidentifikasi problem-problem yang dihadapi anak serta menentukan solusi dan pendekatan yang tepat.
3.      Pengembangan kurikulum/silabus
        Guru memiliki kemampuan mengembangkan kurikulum pendidikan nasional yang disesuaikan dengan kondisi spesifik lingkungan sekolah.
4.      Perancangan pembelajaran
        Guru memiliki merencanakan sistem pembelajaran yang memamfaatkan sumber daya yang ada. Semua aktivitas pembelajaran dari awal sampai akhir telah dapat direncanakan secara strategis, termasuk antisipasi masalah yang kemungkinan dapat timbul dari skenario yang direncanakan.
5.      pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis
        Guru menciptakan situasi belajar bagi anak yang kreatif, aktif dan menyenangkan. Memberikan ruang yang luas bagi anak untuk dapat mengeksplor potensi dan kemampuannya sehingga dapat dilatih dan dikembangkan.
6.   Pemanfaatan teknologi pembelajaran.
        Dalam menyelenggarakan pembelajaran, guru menggunakan teknologi sebagai media. Menyediakan bahan belajar dan mengadministrasikan dengan menggunakan teknologi informasi. Membiasakan anak berinteraksi dengan menggunakan teknologi.
7.   Evaluasi hasil belajar
        Guru memiliki kemampuan untuk mengevaluasi pembelajaran yang dilakukan meliputi perencanaan, respon anak, hasil belajar anak, metode dan pendekatan. Untuk dapat mengevaluasi, guru harus dapat merencanakan penilaian yang tepat, melakukan pengukuran dengan benar, dan membuat kesimpulan dan solusi secara akurat.
8.   Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya
        Guru memiliki kemampuan untuk membimbing anak, menciptakan wadah bagi anak untuk mengenali potensinya dan melatih untuk mengaktualisasikan potensi yang dimiliki.

G.    Karakteristik Rekonstruksi Kurikulum Sesuai Dengan Visi Dan Misi PTK.
1.   Orientasi
Secara tradisional kurikulum pendidikan kejuruan berorientasi kearah proses (pengalaman dan kegiatan di dalam lingkungan sekolah) dan produk (akibat dari pengalaman dan kegiatan yang dibentuk pada diri siswa).
2.    Justifikasi
Kurikulum pendidikan kejuruan didasarkan pada pemenuhan lapangan kerja tamanya di daerah setempat.
3.    Fokus
Fokus kurikulum pendidikan kejuruan tidak dibatasi kepada pengembangan satu pengetahuan yang  khusus.
4.   Standar keberhasilan disekolah
Standar keberhasilan di sekolah berhubungan erat dengan kinerja yang diharapkan di pekerjaan.
5.   Standar keberhasilan diluar sekolah
Perhatian utama pendidikan kejuruan adalah produk atau lulusan dari kurikulum tersebut, khususnya dengan menghargai kepada pekerjaan.
6.   Hubungan antar sekolah dengan masyarakat
Kurikulum pendidikan kejuruan harus responsive dengan kebutuhan masyarakat, industri, dan dunia kerja.
7.   Keterlibatan pemerintah
Keterlibatan pemerintah dalam penyelenggaraan pendidikan kejuruan, ditunjukkan dengan pengembangan dan monitoring dalam penyelenggaraan pendidikan kejuruan,  serta pembinaan dan melakukan standarisasi kelulusan Nasional.
8.   Responsive
Kurikulum pendidikan kejuruan harus “responsif” terhadap perubahan teknologi di masyarakat.
9.    Logistik
Mengadakan sarana prasarana yang tepat, peralatan, pasokan, dan sumber pembelajaran.
10.  Pengeluaran
Investasi implementasi kurikulum pendidikan kejuruan sangat besar.

BAB III
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

B.     SIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat di simpulkan bahwa memang sangat penting sekali suatu rekontruksi kurikulum PTK sebagai upaya membumikan misi dan visi dimasa sekarang atau mendatang dengan melakukan pendekatan landasan pedagogik sebagai tonggakan perlakuannya proses pendidikannya. Dengan Pendidikan Teknologi Kejuruan akan menghasilkannya suatu SDM yang religius dan berketerampilan tinggi juga. Kualitas sumber daya manusia sangat dipengaruhi oleh pendidikan. Dengan demikian, bidang/dunia pendidikan adalah bidang menjadi tulang punggung pelaksanaan pembangunan nasional.

C.    IMPLIKASI
Sebaiknya ketika akan melakukan rekonstruksi kurikulum PTK harus dihadapkan berdasarkan perspektif landasan pedagogik, nantinya akan terciptalah suatu kurikulum PTK bagus sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Sehingga melalui rekontruksi kurikulum yang dianggap baik maka akan membumilah di kalangan masyarakat visi dan misi PTK dimasa kini dan mendatang.

D.    REKOMENDASI
Melalui isi makalah ini, penulis mencoba merekomendasikan kepada para pembaca terutama para pendidik didalam PTK untuk benar – benar memahami tentang ilmu landasan pedagogik. Melalui landasan pedagogik merupakan pandagangan dalam etika atau bersikap dalam menjalankan suatu proses pendidikan terutama bidang kejuruan, sehingga PTK dapat menghasilkan suatu kurikulum sesuai dengan visi dan misi secara membumi untuk dimasa kini dan mendatang

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad rizal,dkk.2009. Dari guru konvensional menuju guru professional. 2009.
Deddy W.S 12 Oktober 2010 http://www.smkn2pandeglang.net

Tidak ada komentar:

Posting Komentar