Selasa, 24 Juni 2014

Studi Kasus



BAB 1
PENDAHULUAN
Dalam dunia pendidikan proses menilai dan mengukur sangat diperlukan.Evaluasi merupakan suatu pengamatan langsung terhadap siswa dengan memperhatikan tingkah lakunya. Kegiatan evaluasi dalam suatu pembelajaran merupakan suatu siklus yang diperlukan untuk mengetahui tujuan yang ditelah ditetapkan sebelumnya sudah terlaksana atau belum, sehingga jika tujuan yang dicapai belum sesuai dengan apa yang telah ditetapkan maka dapat dilakukan perbaikan sesuai dari masalah yang ditemukan
Kegiatan evaluasi dalam pendidikan dapat dilakukan terhadap hasil belajar siswa ataupun sikap siswa dalam mengikuti pelajaran. Hasil belajar dan proses belajar tidak hanya dinilai oleh tes, baik melalui bentuk tes uraian maupun tes objektif.  Namun, tes bukanlah satu-satunya alat dalam proses pengukuran, penilaian, dan evaluasi pendidikan sebab masih ada teknik lain yakni teknik “NON TES”.
Teknik non tes biasanya dilakukan dengan cara wawancara, pengamatan secara sistematis (studi kasus), menyebarkan angket, ataupun menilai/mengamati dokumen-dokumen yang ada (Sudijono : 2009). Pada evaluasi penilaian hasil belajar, teknik ini biasanya digunakan untuk mengukur pada ranah afektif dan psikomotorik, sedangkan teknik tes digunakan untuk mengukur pada ranah kognitif.
Pada makalah ini akan menjelaskan dan membahas salah satu bentuk evaluasi non tes yaitu mengenai Studi Kasus. Studi kasus merupakan cara mempelajari individu dalam proses tertentu secara terus menerus untuk melihat perkembangannya. Studi kasus ini penting karena sering digunakan dalam evaluasi, bimbingan, dan penelitian. Studi ini menyangkut integrasi dan penggunaan data yang komprehensif tentang peserta didik sebagai suatu dasar untuk melakukan diagnosis dan mengartikan tingkah laku peserta didik tersebut. Studi kasus biasanya dimulai dengan suatu identifikasi kasus, diagnosis masalah, dan penentuan solusi.Dalam mengidentifikasi dan diagnosis masalah maka diperlukan metode non tes lainnya yang dapat membantu menyelesaikan masalah seperti obeservasi dan wawancara. Sehingga dengan kata lain studi kasus merupakan studi kasus merupakan metode evaluasi yang jalan bersamaan dengan dengan metode evaluasi lainnya. Dalam makalah ini akan dibahas studi kasus dari segi pengertian, jenis,  prinsip pengumpulan data dalam studi kasus, hingga kelebihan dan kelemahannya.




















 BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Studi Kasus
Susilo Rahardjo & Gudnanto (2011: 250) studi kasus adalah  suatu metode untuk memahami individu yang dilakukan secara integrative dan komprehensif agar diperoleh pemahaman yang mendalam tentang individu tersebut beserta masalah yang dihadapinya dengan tujuan masalahnya dapat terselesaikan dan memperoleh perkembangan diri yang baik.
Pendapat serupa di sampaikan oleh Bimo Walgito (2010: 92) studi kasus merupakan suatu metode untuk menyelidiki atau mempelajari suatu kejadian mengenai perseorangan (riwayat hidup).  Pada metode studi kasus ini diperlukan banyak informasi guna mendapatkan bahan-bahan yang agak luas.Metode ini merupakan integrasi dari data yang diperoleh dengan metode lain.
Sedangkan W.S Winkel & Sri Hastuti (2006: 311) menyatakan bahwa studi kasus dalam rangka pelayanan bimbingan merupakan metode untuk mempelajari keadaan dan perkembangan siswa secara lengkap dan mendalam, dengan tujuan memahami individualitas siswa dengan baik dan membantunya dalam perkembangan selanjutnya.
Studi kasus merupakan deskripsi mengenai suatu pengalaman dalam kehidupan nyata, berkaitan dengan bidang yang sedang dikaji atau dilatihkan, yang digunakan untuk menetapkan poin-poin penting, memunculkan masalah atau bahkan meningkatkan pemahaman dan pengalaman belajar dari para peserta.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa studi kasus merupakan metode pengumpulan data secara komprehensif yang meliputi aspek fisik dan psikologis individu, dengan tujuan memperoleh pemahaman secara mendalam.Metode ini bertujuan untuk menggambarkan penerapan konsep dan teknik analisis dalam proses pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.

Hal-hal yang perludiperhatikan dalam StudiKasus :
a.       Seseorang harusmampu mengajukanpertanyaan yang baikdan mampu untukmenginterpretasikanjawaban-jawaban.
b.      Seseorang harus dapatmenjadi pendengaryang baik dan tidakterperangkap olehprakonsepsi sendiri.
c.       Seseorang diharapkanmampu menyesuaikandiri dan fleksibel agarsituasi yang barudialami dapatdipandang sebagaikesempatan/ peluangbukan ancaman.
d.      Seseorang harusmemiliki daya tangkapyang kuat terhadap isu-isu yang akan diteliti,apakah hal inimerupakan orientasiteoritis atau kebijakan.
e.       Sesorang harus tidakbias, oleh anggapan-anggapan yang sudahada sebelumnya,seseorang harus pekadan responsif terhadapbukti-bukti yangkontradiktif.

2.2  Prinsip pengumpulandata :
a.       Menggunakan multisumber bukti,menggunakan banyakinforman danmemperhatikansumber-sumber buktilainnya.
b.      Menciptakan datadasar studi kasus,mengorganisir danmengkoordinasikandata yang telahterkumpul, biasanyastudi kasus memakanwaktu yang cukup lamadan data yangdiperolehnya pun cukupbanyak sehingga perludilakukanpengorganisasian dataagar data yangterkumpul tidak hilangsaat dibutuhkan nanti.
c.       Memelihara rangkaianbukti, tujuannya agarbisa ditelusuri daribukti-bukti yang ada,berkenaan dengan studikasus yang sedangdijalankan. Pentingketika menelusurikekurangan datalapangan.

2.3  Macam – Macam Studi Kasus
a.      Studi kasus observasi,mengutamakan teknikpengumpulan datanya melalui observasi peran-serta ataupelibatan (participantobservation), sedangkan focus studinya pada suatu organisasitertentu.. Bagian-bagianorganisasi yang menjadi focus studinya antara lain: (a) suatutempat tertentu di dalamsekolah; (b) satu kelompoksiswa; (c) kegiatan sekolah.Contoh : Studi kasus tentang layanan bimbingan dan konseling yang memenuhi kode etik sebagai konselor.
b.      Studi kasus sejarah hidup,yang mencoba mewawancarai satu orang dengan maksudmengumpulkan narasi orangpertama dengan kepemilikansejarah yang khas. Wawancara sejarah hidup biasanyamengungkap konsep karier,pengabdian hidup seseorang,dan lahir hingga sekarang.masa remaja, sekolah. Topic persahabatan dan topik tertentulainnya. Contoh : Studi kasus tentang kisah para entrepreneur sukses
c.       Studi kasus kemasyarakatan,merupakan studi tentang kasuskemasyarakatan (communitystudy) yang dipusatkan padasuatu lingkungan tetangga ataumasyarakat sekitar(kornunitas), bukannya padasatu organisasi tertentubagaimana studi kasusorganisasi dan studi kasusobservasi.
d.      Studi kasus analisis situasi,jenis studi kasus ini mencobamenganalisis situasi terhadapperistiwa atau kejadiantertentu. Misalnya terjadinyapengeluaran siswa padasekolah tertentu, makaharuslah dipelajari dari sudutpandang semua pihak yangterkait, mulai dari siswa itusendiri, teman-temannya,orang tuanya, kepala sekolah,guru dan mungkin tokoh kuncilainnya.
e.       Mikroethnografi, merupakanjenis studi kasus yangdilakukan pada unit organisasiyang sangat kecil, seperti suatubagian sebuah ruang kelas atausuatu kegiatan organisasi yangsangat spesifik pada anak-anakyang sedang belajarmenggambar.

2.4  Ciri – Ciri Studi Kasus yang Baik
a.       Menyangkut sesuatu yang luarbiasa, yang berkaitan dengankepentingan umum atau bahkandengan kepentingan nasional.
b.      Batas-batasnya dapatditentukan dengan jelas,kelengkapan ini juga ditunjukkanoleh kedalaman dan keluasandata yang digali peneliti, dankasusnya mampu diselesaikanoleh penelitinya dengan baik dantepat meskipun dihadang olehberbagai keterbatasan.
c.       Mampu mengantisipasiberbagai alternatif jawaban dansudut pandang yang berbeda-beda.
d.      Studi kasus mampumenunjukkan bukti-bukti yangpaling penting saja,baik yangmendukung pandangan penelitimaupun yang tidak mendasarkanprinsip selektifitas.
e.       Hasilnya ditulis dengan gayayang menarik sehingga mamputerkomunikasi pada pembaca.

2.5  Kelemahan dan Kelebihan Studi Kasus
a.      Kelebihan Studi Kasus
1.    Studi kasus mampumengungkapkan hal-halyang spesifik,unik dan hal-hal yang amat mendetailyang tidak dapat diungkapoleh studi yang lain. Studikasus mampu mengungkapmakna di balik fenomenadalam kondisi apa adanyaatau natural.
2.    Studi kasus tidak sekedarmemberi laporanfaktual,tetapi juga memberinuansa,suasana kebatinandan pikiran-pikiran yangberkembang dalam kasus sehingga menjadi bahan studiyang tidak dapat ditangkapoleh penelitian kuantitatifdengan sangat ketat.
3.    Dapat memberikan wawasan yang luas, pertukaran pendapat, membuka kesiapan mental serta menemukan beberapa alternatif.
b.        Kelemahan Studi Kasus    
1.    Dari kacamata penelitiankualitatif,studi kasus dipersoalkan dari segivaliditas,reliabilitas dangeneralilsasi. Namun studikasus yang sifatnya unikdan kualitatif tidak dapatdiukur dengan parameteryang digunakan dalampenelitian kuantitatif.
2.    Sulit mengukur sikap, perilaku dan hambatan waktu sehingga dapat menimbulkan frustasi bagi siswa yang tidak punya ide pemecahan masalah.

2.6  Penggunaan studi kasus dalampenelitian
Menurut (Yin, 2003 : 1) penentuan penggunaan studi kasusbiasanya ketika berada di bawah beberapakeadaan seperti
a.       Ketika peneliti inginmenjawab rumusan masalah berupa“bagaimana” dan “mengapa”.
b.      Ketika peneliti ingin lebih memperdalamdan memperkuat pengetahuan mengenaiperistiwa yang sedang diteliti.
c.       Ketikaobjek penelitian adalah fenomena kekiniandalam kehidupan nyata
Ketika berada di bawah tiga keadaantersebut, maka peneliti biasanyamemutuskan untuk menggunakan studikasus.Sehingga dapat memudahkan dalammelakukan pembuktian teori.Dalam melakukan studi kasus, ada beberapahal yang perlu diperhatikan.Pertama, studikasus harus mengandung peralatannumerik yang sesuai.Desain penelitian harus mencakup satu atau lebih studi kasus.Data-data yang dibutuhkan yaitu sumber-sumber dokumen, arsip-arsip, observasilangsung dan observasi partisipan.Studikasus dapat dilakukan dengan longitudinalyaitu secara berkelanjutan atau peridisasi.

2.7  Aplikasi Studi Kasus
Teknik penelitian juga mencakup kuantitatifdan kualitatif (Burton, 2000 : 217). MenurutYin (2003 : 15), ada lima bentukpengaplikasian studi kasus.
1.      Dalam menjelaskan hubungan sebab-akibat.Dengan menggunakan studi kasus, makapenelitian terhadap kehidupan nyata dapatlebih sederhana dibandingkan menggunakanstrategi lainnya, seperti survei danmelakukan eksperimen.
2.      Untuk menjelaskan intervensi yang terjadidalam kehidupan nyata.
3.      Ketika mendeskripsikan objek.
4.      Ketika melakukan eksplorasiintervensi yang terjadi dalam kehidupannyata.
5.      Ketika melakukanpengkajian terhadap evaluasi dari studiyang sudah dilakukan terdahulu.

2.8  Pengembangan dan penggunaan studi kasus
Pelaksanaan pengembangannya biasanya mengikuti suatu skenario nyata, misalnya suatu masalah manajemen atau teknis, dari awal hingga akhir. Karena studi kasus memberikan contoh-contoh nyata mengenai masalah-masalah dan solusi-solusi, tantangan-tantangan dan strategi-strategi, studi kasus tersebut mendukung bahan-bahan yang lebih bersifat teoritis dan sering kali menjadikan 'pelajaran' tersebut lebih dapat diingat dan dipercayai bagi kelas.


BAB III
PENUTUP
Studi kasus merupakan metode pengumpulan data secara komprehensif yang meliputi aspek fisik dan psikologis individu dengan tujuan memperoleh pemahaman secara mendalam. Metode ini bertujuan untuk menggambarkan penerapan konsep dan teknik analisis dalam proses pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.Prinsip pengumpulan data pada studi kasus yaitu menggunakan multi sumber bukti, menciptakan data dasar studi kasusdan memelihara rangkaian bukti. Studi kasus memiliki berbagai macam jenis, diantaranya  Studi kasus observasi, Studi kasus sejarah hidup, Studi kasus kemasyarakatan, Studi kasus analisis situasi dan Mikroethnografi.
Metode pengumpulan data ini memiliki kelebihan dan kekurangannya, kelebihannya adalah Studi kasus mampumengungkapkan hal-halyang spesifik,unik dan hal-hal yang amat mendetailyang tidak dapat diungkapoleh studi yang lain. Memberi nuansa atau suasana kebatinan dan pikiran-pikiran yang berkembang dalam kasus yang menjadi bahan studi yang tidak dapat ditangkap oleh penelitian kuantitatif yang sangat ketat.Selain itu memberi wawasan yang luas, pertukaran pendapat, membuka kesiapan mental serta menemukan beberapa alternatif.Kelemahan studi kasus adalah pada penelitian kualitatif, studi kasus dipersoalkan dari segi validitas, reliabilitas dan generalilsasi.Selain itu, sulit mengukur sikap dan perilaku, hambatan waktu, dapat menimbulkan frustasi bagi siswa yang tidak punya ide pemecahan masalah.
Penentuan penggunaan studi kasusbiasanya ketika berada di bawah beberapakeadaan seperti ketika peneliti inginmenjawab rumusan masalah berupa“bagaimana” dan “mengapa”, ketika peneliti ingin lebih memperdalamdan memperkuat pengetahuan mengenai peristiwa yang sedang diteliti, dan ketikaobjek penelitian adalah fenomena kekiniandalam kehidupan nyata. Pelaksanaan pengembangannya biasanya mengikuti suatu skenario nyata, misalnya suatu masalah manajemen atau teknis, dari awal hingga akhir.


Daftar Pustaka:

Rahardjo, Susilo & Gudnanto.(2011). Pemahaman Individu Teknik Non Tes. Kudus: Nora Media Enterprise
Walgito, Bimo. (2010). Bimbingan dan Konseling Studi & Karir. Yogjakarta: Andi
Winkel, WS & Hastuti, Sri.(2004). Bimbingan dan Konseling Di Institusi Pendidikan. Yogjakarta: Media Abadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar