BAB 1
PENDAHULUAN
Dalam dunia pendidikan proses menilai dan mengukur
sangat diperlukan.Evaluasi merupakan
suatu pengamatan langsung terhadap siswa dengan memperhatikan tingkah lakunya. Kegiatan evaluasi dalam suatu
pembelajaran merupakan suatu siklus yang diperlukan untuk mengetahui tujuan
yang ditelah ditetapkan sebelumnya sudah terlaksana atau belum, sehingga jika
tujuan yang dicapai belum sesuai dengan apa yang telah ditetapkan maka dapat
dilakukan perbaikan sesuai dari masalah yang ditemukan
Kegiatan
evaluasi dalam pendidikan dapat dilakukan terhadap hasil belajar siswa ataupun
sikap siswa dalam mengikuti pelajaran. Hasil belajar dan proses
belajar tidak hanya dinilai oleh tes, baik melalui bentuk tes uraian maupun tes
objektif. Namun,
tes bukanlah satu-satunya alat dalam proses pengukuran, penilaian, dan evaluasi
pendidikan sebab masih ada teknik lain yakni teknik “NON TES”.
Teknik
non tes biasanya dilakukan dengan cara wawancara, pengamatan secara sistematis
(studi kasus), menyebarkan
angket, ataupun menilai/mengamati dokumen-dokumen yang ada (Sudijono : 2009).
Pada evaluasi penilaian hasil belajar, teknik ini biasanya digunakan untuk
mengukur pada ranah afektif dan psikomotorik, sedangkan teknik tes digunakan
untuk mengukur pada ranah kognitif.
Pada
makalah ini akan menjelaskan dan membahas salah satu bentuk evaluasi non tes yaitu
mengenai Studi Kasus. Studi kasus merupakan cara mempelajari
individu dalam proses tertentu secara terus menerus untuk melihat
perkembangannya. Studi kasus ini penting karena sering digunakan dalam
evaluasi, bimbingan, dan penelitian. Studi ini menyangkut integrasi dan
penggunaan data yang komprehensif tentang peserta didik sebagai suatu dasar
untuk melakukan diagnosis dan mengartikan tingkah laku peserta didik tersebut. Studi
kasus biasanya dimulai dengan suatu identifikasi kasus, diagnosis masalah, dan
penentuan solusi.Dalam mengidentifikasi dan diagnosis masalah maka diperlukan
metode non tes lainnya yang dapat membantu menyelesaikan masalah seperti
obeservasi dan wawancara. Sehingga dengan kata lain studi kasus merupakan studi
kasus merupakan metode evaluasi yang jalan bersamaan dengan dengan metode
evaluasi lainnya. Dalam makalah ini akan dibahas studi kasus dari segi
pengertian, jenis, prinsip pengumpulan
data dalam studi kasus, hingga kelebihan dan kelemahannya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Studi Kasus
Susilo Rahardjo & Gudnanto (2011:
250) studi kasus adalah suatu metode untuk memahami individu yang
dilakukan secara integrative dan komprehensif agar diperoleh pemahaman yang
mendalam tentang individu tersebut beserta masalah yang dihadapinya dengan
tujuan masalahnya dapat terselesaikan dan memperoleh perkembangan diri yang
baik.
Pendapat serupa di sampaikan oleh
Bimo Walgito (2010: 92) studi kasus merupakan suatu metode untuk menyelidiki
atau mempelajari suatu kejadian mengenai perseorangan (riwayat hidup).
Pada metode studi kasus ini diperlukan banyak informasi guna mendapatkan
bahan-bahan yang agak luas.Metode ini merupakan integrasi dari data yang
diperoleh dengan metode lain.
Sedangkan W.S Winkel & Sri
Hastuti (2006: 311) menyatakan bahwa studi kasus dalam rangka pelayanan
bimbingan merupakan metode untuk mempelajari keadaan dan perkembangan siswa
secara lengkap dan mendalam, dengan tujuan memahami individualitas siswa dengan
baik dan membantunya dalam perkembangan selanjutnya.
Studi kasus merupakan deskripsi
mengenai suatu pengalaman dalam kehidupan nyata, berkaitan dengan bidang yang
sedang dikaji atau dilatihkan, yang digunakan untuk menetapkan poin-poin
penting, memunculkan masalah atau bahkan meningkatkan pemahaman dan
pengalaman belajar dari para peserta.
Dari pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa studi kasus merupakan metode pengumpulan data secara
komprehensif yang meliputi aspek fisik dan psikologis individu, dengan tujuan
memperoleh pemahaman secara mendalam.Metode ini bertujuan untuk menggambarkan
penerapan konsep dan teknik analisis dalam proses pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan.
Hal-hal yang
perludiperhatikan dalam StudiKasus :
a. Seseorang
harusmampu mengajukanpertanyaan yang baikdan mampu untukmenginterpretasikanjawaban-jawaban.
b. Seseorang
harus dapatmenjadi pendengaryang baik dan tidakterperangkap olehprakonsepsi
sendiri.
c. Seseorang
diharapkanmampu menyesuaikandiri dan fleksibel agarsituasi yang barudialami
dapatdipandang sebagaikesempatan/ peluangbukan ancaman.
d. Seseorang
harusmemiliki daya tangkapyang kuat terhadap isu-isu yang akan diteliti,apakah
hal inimerupakan orientasiteoritis atau kebijakan.
e. Sesorang
harus tidakbias, oleh anggapan-anggapan yang sudahada sebelumnya,seseorang
harus pekadan responsif terhadapbukti-bukti yangkontradiktif.
2.2 Prinsip pengumpulandata :
a. Menggunakan
multisumber bukti,menggunakan banyakinforman danmemperhatikansumber-sumber
buktilainnya.
b. Menciptakan
datadasar studi kasus,mengorganisir danmengkoordinasikandata yang
telahterkumpul, biasanyastudi kasus memakanwaktu yang cukup lamadan data
yangdiperolehnya pun cukupbanyak sehingga perludilakukanpengorganisasian
dataagar data yangterkumpul tidak hilangsaat dibutuhkan nanti.
c. Memelihara
rangkaianbukti, tujuannya agarbisa ditelusuri daribukti-bukti yang
ada,berkenaan dengan studikasus yang sedangdijalankan. Pentingketika
menelusurikekurangan datalapangan.
2.3 Macam – Macam Studi Kasus
a.
Studi
kasus observasi,mengutamakan teknikpengumpulan datanya
melalui observasi peran-serta ataupelibatan (participantobservation), sedangkan focus studinya pada suatu
organisasitertentu.. Bagian-bagianorganisasi yang menjadi focus studinya antara
lain: (a) suatutempat tertentu di dalamsekolah; (b) satu kelompoksiswa; (c)
kegiatan sekolah.Contoh : Studi kasus tentang layanan bimbingan dan konseling
yang memenuhi kode etik sebagai konselor.
b.
Studi
kasus sejarah hidup,yang mencoba mewawancarai satu orang
dengan maksudmengumpulkan narasi orangpertama dengan kepemilikansejarah yang
khas. Wawancara sejarah hidup biasanyamengungkap konsep karier,pengabdian hidup
seseorang,dan lahir hingga sekarang.masa remaja, sekolah. Topic persahabatan
dan topik tertentulainnya. Contoh : Studi kasus tentang kisah para entrepreneur sukses
c.
Studi
kasus kemasyarakatan,merupakan studi tentang
kasuskemasyarakatan (communitystudy)
yang dipusatkan padasuatu lingkungan tetangga ataumasyarakat
sekitar(kornunitas), bukannya padasatu organisasi tertentubagaimana studi
kasusorganisasi dan studi kasusobservasi.
d.
Studi
kasus analisis situasi,jenis studi kasus ini
mencobamenganalisis situasi terhadapperistiwa atau kejadiantertentu. Misalnya
terjadinyapengeluaran siswa padasekolah tertentu, makaharuslah dipelajari dari
sudutpandang semua pihak yangterkait, mulai dari siswa itusendiri, teman-temannya,orang
tuanya, kepala sekolah,guru dan mungkin tokoh kuncilainnya.
e.
Mikroethnografi,
merupakanjenis studi kasus yangdilakukan pada unit organisasiyang sangat kecil,
seperti suatubagian sebuah ruang kelas atausuatu kegiatan organisasi yangsangat
spesifik pada anak-anakyang sedang belajarmenggambar.
2.4 Ciri – Ciri Studi Kasus yang Baik
a. Menyangkut
sesuatu yang luarbiasa, yang berkaitan dengankepentingan umum atau bahkandengan
kepentingan nasional.
b. Batas-batasnya
dapatditentukan dengan jelas,kelengkapan ini juga ditunjukkanoleh kedalaman dan
keluasandata yang digali peneliti, dankasusnya mampu diselesaikanoleh
penelitinya dengan baik dantepat meskipun dihadang olehberbagai keterbatasan.
c. Mampu
mengantisipasiberbagai alternatif jawaban dansudut pandang yang berbeda-beda.
d. Studi
kasus mampumenunjukkan bukti-bukti yangpaling penting saja,baik yangmendukung
pandangan penelitimaupun yang tidak mendasarkanprinsip selektifitas.
e. Hasilnya
ditulis dengan gayayang menarik sehingga mamputerkomunikasi pada pembaca.
2.5 Kelemahan dan Kelebihan Studi Kasus
a.
Kelebihan
Studi Kasus
1. Studi
kasus mampumengungkapkan hal-halyang spesifik,unik dan hal-hal yang amat
mendetailyang tidak dapat diungkapoleh studi yang lain. Studikasus mampu
mengungkapmakna di balik fenomenadalam kondisi apa adanyaatau natural.
2. Studi
kasus tidak sekedarmemberi laporanfaktual,tetapi juga memberinuansa,suasana
kebatinandan pikiran-pikiran yangberkembang dalam kasus sehingga menjadi bahan
studiyang tidak dapat ditangkapoleh penelitian kuantitatifdengan sangat ketat.
3. Dapat
memberikan wawasan yang luas, pertukaran pendapat, membuka kesiapan mental
serta menemukan beberapa alternatif.
b.
Kelemahan
Studi Kasus
1. Dari
kacamata penelitiankualitatif,studi kasus dipersoalkan dari
segivaliditas,reliabilitas dangeneralilsasi. Namun studikasus yang sifatnya
unikdan kualitatif tidak dapatdiukur dengan parameteryang digunakan dalampenelitian
kuantitatif.
2. Sulit
mengukur sikap, perilaku dan hambatan waktu sehingga dapat menimbulkan frustasi
bagi siswa yang tidak punya ide pemecahan masalah.
2.6 Penggunaan studi kasus
dalampenelitian
Menurut (Yin, 2003 : 1) penentuan
penggunaan studi kasusbiasanya ketika berada di bawah beberapakeadaan seperti
a. Ketika
peneliti inginmenjawab rumusan masalah berupa“bagaimana” dan “mengapa”.
b. Ketika
peneliti ingin lebih memperdalamdan memperkuat pengetahuan mengenaiperistiwa
yang sedang diteliti.
c. Ketikaobjek
penelitian adalah fenomena kekiniandalam kehidupan nyata
Ketika berada di bawah tiga
keadaantersebut, maka peneliti biasanyamemutuskan untuk menggunakan
studikasus.Sehingga dapat memudahkan dalammelakukan pembuktian teori.Dalam
melakukan studi kasus, ada beberapahal yang perlu diperhatikan.Pertama,
studikasus harus mengandung peralatannumerik yang sesuai.Desain penelitian
harus mencakup satu atau lebih studi kasus.Data-data yang dibutuhkan yaitu
sumber-sumber dokumen, arsip-arsip, observasilangsung dan observasi
partisipan.Studikasus dapat dilakukan dengan longitudinalyaitu secara berkelanjutan
atau peridisasi.
2.7 Aplikasi Studi Kasus
Teknik penelitian juga mencakup
kuantitatifdan kualitatif (Burton, 2000 : 217). MenurutYin (2003 : 15), ada
lima bentukpengaplikasian studi kasus.
1. Dalam
menjelaskan hubungan sebab-akibat.Dengan menggunakan studi kasus,
makapenelitian terhadap kehidupan nyata dapatlebih sederhana dibandingkan
menggunakanstrategi lainnya, seperti survei danmelakukan eksperimen.
2. Untuk
menjelaskan intervensi yang terjadidalam kehidupan nyata.
3. Ketika
mendeskripsikan objek.
4. Ketika
melakukan eksplorasiintervensi yang terjadi dalam kehidupannyata.
5. Ketika
melakukanpengkajian terhadap evaluasi dari studiyang sudah dilakukan terdahulu.
2.8 Pengembangan dan penggunaan studi kasus
Pelaksanaan pengembangannya biasanya
mengikuti suatu skenario nyata, misalnya suatu masalah manajemen atau teknis,
dari awal hingga akhir. Karena studi kasus memberikan contoh-contoh nyata
mengenai masalah-masalah dan solusi-solusi, tantangan-tantangan dan
strategi-strategi, studi kasus tersebut mendukung bahan-bahan yang lebih
bersifat teoritis dan sering kali menjadikan 'pelajaran' tersebut lebih dapat
diingat dan dipercayai bagi kelas.
BAB III
PENUTUP
Studi kasus
merupakan metode pengumpulan data secara komprehensif yang meliputi aspek fisik
dan psikologis individu dengan tujuan memperoleh pemahaman secara mendalam.
Metode ini bertujuan untuk menggambarkan penerapan konsep dan teknik analisis
dalam proses pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.Prinsip pengumpulan
data pada studi kasus yaitu menggunakan multi sumber bukti, menciptakan data
dasar studi kasusdan memelihara rangkaian bukti. Studi kasus memiliki berbagai
macam jenis, diantaranya Studi kasus
observasi, Studi kasus sejarah hidup, Studi kasus kemasyarakatan, Studi kasus
analisis situasi dan Mikroethnografi.
Metode pengumpulan
data ini memiliki kelebihan dan kekurangannya, kelebihannya adalah Studi kasus
mampumengungkapkan hal-halyang spesifik,unik dan hal-hal yang amat
mendetailyang tidak dapat diungkapoleh studi yang lain. Memberi nuansa atau
suasana kebatinan dan pikiran-pikiran yang berkembang dalam kasus yang menjadi
bahan studi yang tidak dapat ditangkap oleh penelitian kuantitatif yang sangat
ketat.Selain itu memberi wawasan yang luas, pertukaran pendapat, membuka kesiapan
mental serta menemukan beberapa alternatif.Kelemahan studi kasus adalah pada
penelitian kualitatif, studi kasus dipersoalkan dari segi validitas,
reliabilitas dan generalilsasi.Selain itu, sulit mengukur sikap dan perilaku,
hambatan waktu, dapat menimbulkan frustasi bagi siswa yang tidak punya ide
pemecahan masalah.
Penentuan
penggunaan studi kasusbiasanya ketika berada di bawah beberapakeadaan seperti
ketika peneliti inginmenjawab rumusan masalah berupa“bagaimana” dan “mengapa”, ketika
peneliti ingin lebih memperdalamdan memperkuat pengetahuan mengenai peristiwa
yang sedang diteliti, dan ketikaobjek penelitian adalah fenomena kekiniandalam
kehidupan nyata. Pelaksanaan
pengembangannya biasanya mengikuti suatu skenario nyata, misalnya suatu masalah
manajemen atau teknis, dari awal hingga akhir.
Daftar Pustaka:
Rahardjo, Susilo &
Gudnanto.(2011). Pemahaman Individu Teknik Non Tes. Kudus: Nora Media
Enterprise
Walgito, Bimo. (2010). Bimbingan dan Konseling Studi
& Karir. Yogjakarta: Andi
Winkel, WS & Hastuti, Sri.(2004). Bimbingan dan Konseling Di
Institusi Pendidikan. Yogjakarta: Media Abadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar