I.
PENDAHULUAN
1.1.
ACARA : Melakukan
kegiatan praktikum pembuatan larutan kimia
dilaboratorium.
1.2.
TUJUAN : 1. Dapat
menerapkan dan mengetahui konsep larutan
2.
Dapat mengetahui cara yang benar dalam membuat larutan.
3. Menentukan
konsentrasi yang benar pada larutan
kimia.
1.3.
PRINSIP :
Pembuatan larutan kimia HCl & larutan NaOH
1.4.
TINJAUAN
PUSTAKA :
Larutan adalah campuran serba sama
(homogen) antara 2 atau lebih zat yang komposisinya dapat diatur dan sifat
masing-masing penyusunnya masih tampak.Dalam pembicaraan sehari –hari, larutan
sering diartikan sebagai campuran berbentuk cair atau larutan dengan pelarut
air. Sebenarnya larutan dapat berbentuk gas atau padat.
Standardisasi adalah proses penentuan
konsentrasi larutan baku dengan tepat.Penentuan
konsentrasi larutan baku dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
1.Metoda
langsung, sejumlah tepat zat padat murni secara kuantitatif dilarutkan di dalam
sejumlah pelarut, kemudian dititrasi oleh larutan yang belum diketahui
konsentrasinya (larutan baku sekunder).
2.Metoda
tidak langsung, konsentrasi yang tepat dari larutan baku primer yang dibuat
dengan melarutkan sejumlah tepat zat padat di dalam suatu pelarut dengan volume
tertentu kemudian dititrasi oleh larutan yang belum diketahui konsentrasinya.
Berdasarkan jenis campuran, larutan
terbagi atas dua macam yaitu larutan homogen
dan larutan dan larytan heterogen.larutan
homogen ialah larutan yang berasal dari campuran bahan yang berbeda yang
menghasilkan bentuk yang sama.sedangkan larutan
heterogen adalah larutan yang berasal dari campuran yang berbeda bentuk
yang dapat menghasilkan zat baru misalnya minyak dan air.
Kadar zat larutan yang menyatakan susunan
atau komposisi zat yang terdapat dalam larutan Persen, (%), Molaritas, (M), Normalitas,
(N).
Larutan baku primer
yaitu larutan baku yang konsentrasinya dapat langsung diketahui dari berat
bahan yang sangat murni yang dilarutkan dan volume larutannya diketahui. Contoh
: larutan asam oksalat, larutan kalium iodat, larutan boraks, asam oksalat,
larutan natrium klorida dan larutan seng.Larutan
baku sekunder yaitu larutan baku
yang konsentrasinya tidak diketahui dengan pasti karena bahan yang digunakan
untuk membuat larutan tersebut memiliki kemurnian yang rendah. Contoh : larutan
NaOH, larutan natrium tiosulfat, larutan perak nitrat dan larutan natrium EDTA.
Zat
kimia di laboratorium pada umumnya berupa zat padat. Larutan dibuat dengan
mencampurkan zat terlarut dan pelarut dalam jumlah tertentu.
Padatan Timbang Gram
Konsentrasi
n % zat X sebanyak v L
n x v = gram
zat X
100
|
Konsentrasi
Molaritas zat X sebanyak v L:
Molaritas
gram = BM x M x L
|
Konsentrasi
Normalitas zat X sebanyak v L:
Normalitas
gram = BE x N x L
|
Larutan yang mengandung sedikit zat terlarut
disebut larutan encer (dilute). Larutan yang mengandung banyak zat
terlarut disebut larutan pekat (concentrated).
V1 x N1 = V2
x N2
|
V1 = Volume larutan encer yang akan dibuat,
mL atau L
N1 = Konsentrasi larutan encer yang dibuat,
dalam konsentasi %, M atau N
V2 = Volume larutan yang dicari (larutan
pekat yang akan diencerkan), mL atau
L
N2 = Konsentrasi larutan stok (larutan pekat
/
yang akan diencerkan), dalam
konsentarsi %, M atau N
II.
METEOLOGI
2.1.
WAKTU
& TEMPAT
Waktu :
Jumat,19 juni 2009
Tempat :
Laboratorium Pengujian Mutu PPPPTK Pertanian / VEDCA Cianjur
2.2.
ALAT
& BAHAN
2.2.1. Alat : – labu ukur
– pipet ukur
– pipet tetes
– corong glass
– kaca arloji
– botol reagen
– kertas label
– beaker glass
– pengaduk
– Neraca analitik
2.2.2. Bahan : – Larutan stok NaOH 0,2 N
– NaCl ( Natrium Clorida ) padatan
–
air aquadest
2.3.
PROSEDUR
KERJA
2.3.1. Membuat larutan NaOH 0,02 N
(1 %)
1.
Mempersiapkan alat dan bahan
2.
Mencari dan menghitung keperluan NaOH yang akan dilarutan dengan perhitungan.
Perhitungan : V1-N2 = V2-N2
Dik
: – larutan stok NaOH 0,2N (N1)
– Volume yang akan dilarutkan (V2),
adalah 100 ml
– Konsentrasi NaOH yang harus dibuat adalah 1 % = 0,02 N (N2)
Yang
belum diketahui nilainya :
– Banyak NaOH 0,2N yang digunakan menjadikan larutan NaOH 0,02N
(V1)
V1 . V2 = N2
. N2
V1
. 0,2 = 100 . 0,02
V1
. 0,2 = 2
V1 = 2 = 10 ml
0,2
Maka didapatkan jumlah volume NaOH yang harus
diambil dari stok yaitu 10 ml.Kemudian larutan diambil dengan menggunakan pipet
ukur dari dalam botol stok.
3. Menuangkan 10 ml larutan NaOH 0,2 N kedalam labu ukur
menggunakan pipet ukur .
4. Mencampurkan
air aquadest kedalam larutan NaOH 0,2 N dalan labu ukur, mengkocok hingga
tercampur rata, hingga mencapai batas 100 ml.larutan NaOH 0,02 N telah dibuat.
5. Kemudian
memindahkan larutan NaOH 0,02 N kedalam botol reagen dengan memakai corong
glass secara hati-hati dan kemudian diberi label larutan & tanggal
pembuatan serta konsentrasinya.
2.3.2.
Membuat larutan NaCl
1. Menyiapkan
alat & bahan
2. Mencari
konsentrasi NaCl yang harus dibuat :
Dik : volume yang akan dibuat 100 ml
Garam yang akan dilarutkan 5 gr
M = garam = 5
= 0,05
Volume 100
3. Menimbang
NaCl sebanyak 5 gr menggunakan neraca analitik
4. Melarutkan
5 gr NaCl dalam beaker glass dengan menambahkan air aquadest sedikit/
secukupnya,mengaduk hingga homogen.
5. Memasukkan
larutan pekat kedalam labu ukur dengan bantuan corong glass.
6. Menambahkan
aquadest kedalam larutan pekat hingga mencapai volume 100 ml,kemudian tutup
& mengkocoknya.
7. Larutan
telah selesai dibuat,kemudian disimpan dalam botol reagen yang telah diberi
label.
III.
PEMBAHASAN
·
Besar kecilnya konsentrasi larutan yang
dihasilkan,berpengaruh juga dengan sifat ke elektrolitan larutan senyawa
larutan itu sendiri.
·
garam
adalah senyawa ionik yang terdiri dari ion positif (kation)
dan ion negatif (anion),
sehingga membentuk senyawa netral
(tanpa bermuatan). Garam terbentuk dari hasil reaksi asam dan basa.
Natrium klorida
(NaCl), bahan utama garam dapur adalah suatu garam.
·
Sifat asam, netral, atau basa larutan
garam ditentukan oleh reaksi hidrolisis baik kation atau anion garam tersebut.
bila kation yang terhidrolisis maka akan dihasilkan larutan yang bersifat asam.
Bila anion yang terhirolisis maka akan dihasilkan larutan yang bersifat basa,
dan bila kation atau anion yang terhidrolisis maka sifatnya ditentukan oleh
nilai Ka dan Kb, nilai yang paling besar menentukan sifat larutannya. hidrolisis
bisa diartikan sebagai peruraian oleh air. Dan Kekuatan asamnya
akan semakin besar dengan semakin banyaknya oksigen yang terikat pada atom
pusat.
·
KNO2 , NaCH3COO,
KCN, dan KF adalah contoh garam yang
berasal dari basa kuat dan asam lemah. Basa dari kation K+ dan Na+ adalah basa
kuat dan asam dari anion NO2 - , CH3COO-
, CN-, dan F- adalah asam lemah. Yang lemah yang akan
terhirolisis, jadi anion yang akan terhidrolisis dan sifat larutan yang
dihasilkan adalah basa.
·
NaCl, adalah garam yang berasal dari asam
kuat dan basa kuat. Karena garam tidak mengalamai hidrolisis sehingga
larutannya bersifat netral.
·
larutan menyatakan secara kuantitatif
komposisi zat terlarut dan pelarut di dalam larutan. Konsentrasi umumnya
dinyatakan dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah total zat dalam
larutan, atau dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah pelarut.
Contoh beberapa satuan konsentrasi adalah molar,
molal,
dan bagian per juta (part per million,
ppm).
Sementara itu, secara kualitatif, komposisi larutan dapat dinyatakan sebagai encer
(berkonsentrasi rendah) atau pekat (berkonsentrasi tinggi).
·
Molekul komponen-komponen larutan
berinteraksi langsung dalam keadaan tercampur. Pada proses pelarutan, tarikan
antarpartikel komponen murni terpecah dan tergantikan dengan tarikan antara
pelarut dengan zat terlarut. Terutama jika pelarut dan zat
terlarut sama-sama polar, akan terbentuk suatu sruktur zat
pelarut mengelilingi zat terlarut; hal ini memungkinkan interaksi antara zat terlarut
dan pelarut tetap stabil.
·
Bila komponen zat terlarut ditambahkan
terus-menerus ke dalam pelarut, pada suatu titik komponen yang ditambahkan
tidak akan dapat larut lagi. Misalnya, jika zat terlarutnya berupa padatan dan
pelarutnya berupa cairan, pada suatu titik padatan tersebut tidak dapat larut
lagi dan terbentuklah endapan. Jumlah zat terlarut dalam larutan tersebut
adalah maksimal, dan larutannya disebut sebagai larutan jenuh. Titik
tercapainya keadaan jenuh larutan sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor
lingkungan, seperti suhu,
tekanan,
dan kontaminasi. Secara umum, kelarutan suatu zat (yaitu jumlah suatu
zat yang dapat terlarut dalam pelarut tertentu) sebanding terhadap suhu. Hal
ini terutama berlaku pada zat padat, walaupun ada perkecualian. Kelarutan zat
cair dalam zat cair lainnya secara umum kurang peka terhadap suhu daripada
kelarutan padatan atau gas dalam zat cair. Kelarutan gas dalam air umumnya
berbanding terbalik terhadap suhu.
·
Larutan cair encer menunjukkan
sifat-sifat yang bergantung pada efek kolektif jumlah partikel terlarut,
disebut sifat koligatif
(dari kata Latin colligare,
"mengumpul bersama"). Sifat koligatif meliputi penurunan tekanan
uap,
peningkatan titik didih, penurunan titik beku, dan gejala tekanan osmotik.
·
Dalam pembuatan larutan, pembuatan label
harus diterapkan agar tidak terjadi salah pengambilan larutan nantinya jika
ingin dipakai kembali.
IV.
PENUTUP
4.1.
KESIMPULAN
·
Ketelitian
perhitungan konsentrasi yang kita lakukan dalam pembuatan larutan merupakan
yang menentukan dari hasil larutan yang kita buat.
·
Dari
hasil penilitian didapatkan suatu hasil larutan NaCl 0.05 M & NaOH 0,02 N
dengan volume 100 ml.
4.2.
SARAN
Dalam pembuatan
larutan,kita harus mengetahui cara formulasi yang tepat, karena sedikit saja kesalahan
yang terjadi pada komposisi senyawa akan berpengaruh pada reaksi yang
menghailkan.
DAFTAR
PUSTAKA
Brady James A. 1999, kimia universitas Asas & Struktur, Jakarta : Binampa aksara
Erdawati, 1987,
Kimia dasar, Jakarta : Media sarana press
Sutarsa Tatang dkk, 1994, Kimia, Jakarta, : Yudhistrira
Tidak ada komentar:
Posting Komentar