Selasa, 24 Juni 2014

(PEMBUATAN LARUTAN NaCl & NaOH )



I.                  PENDAHULUAN

1.1.            ACARA           : Melakukan kegiatan praktikum pembuatan larutan kimia
                            dilaboratorium.
1.2.            TUJUAN         : 1. Dapat menerapkan dan mengetahui konsep larutan
                            2. Dapat mengetahui cara yang benar dalam membuat larutan.
                            3. Menentukan konsentrasi yang benar  pada larutan kimia.

1.3.            PRINSIP          :  Pembuatan larutan kimia HCl & larutan NaOH

1.4.            TINJAUAN PUSTAKA    :
     Larutan adalah campuran serba sama (homogen) antara 2 atau lebih zat yang komposisinya dapat diatur dan sifat masing-masing penyusunnya masih tampak.Dalam pembicaraan sehari –hari, larutan sering diartikan sebagai campuran berbentuk cair atau larutan dengan pelarut air. Sebenarnya larutan dapat berbentuk gas atau padat.
     Standardisasi adalah proses penentuan konsentrasi larutan baku dengan tepat.Penentuan  konsentrasi larutan baku dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
1.Metoda langsung, sejumlah tepat zat padat murni secara kuantitatif dilarutkan di dalam sejumlah pelarut, kemudian dititrasi oleh larutan yang belum diketahui konsentrasinya (larutan baku sekunder).
2.Metoda tidak langsung, konsentrasi yang tepat dari larutan baku primer yang dibuat dengan melarutkan sejumlah tepat zat padat di dalam suatu pelarut dengan volume tertentu kemudian dititrasi oleh larutan yang belum diketahui konsentrasinya.

     Berdasarkan jenis campuran, larutan terbagi atas dua macam yaitu larutan homogen  dan larutan dan larytan heterogen.larutan homogen ialah larutan yang berasal dari campuran bahan yang berbeda yang menghasilkan bentuk yang sama.sedangkan larutan heterogen adalah larutan yang berasal dari campuran yang berbeda bentuk yang dapat menghasilkan zat baru misalnya minyak dan air.
    Kadar zat larutan yang menyatakan susunan atau komposisi zat yang terdapat dalam larutan Persen, (%), Molaritas, (M), Normalitas, (N). Larutan baku primer yaitu larutan baku yang konsentrasinya dapat langsung diketahui dari berat bahan yang sangat murni yang dilarutkan dan volume larutannya diketahui. Contoh : larutan asam oksalat, larutan kalium iodat, larutan boraks, asam oksalat, larutan natrium klorida dan larutan seng.Larutan baku sekunder yaitu larutan baku yang konsentrasinya tidak diketahui dengan pasti karena bahan yang digunakan untuk membuat larutan tersebut memiliki kemurnian yang rendah. Contoh : larutan NaOH, larutan natrium tiosulfat, larutan perak nitrat dan larutan natrium EDTA.
Zat kimia di laboratorium pada umumnya berupa zat padat. Larutan dibuat dengan mencampurkan zat terlarut dan pelarut dalam jumlah tertentu.

Padatan                Timbang               Gram
Konsentrasi n % zat X sebanyak v L
  n      x      v          =          gram zat X
100


Konsentrasi Molaritas zat X sebanyak v L:
Molaritas
gram          =         BM      x          M         x          L






Konsentrasi Normalitas zat X sebanyak v L:
Normalitas
gram          =         BE       x          N         x          L


  Larutan yang mengandung sedikit zat terlarut disebut larutan encer (dilute). Larutan yang mengandung banyak zat terlarut disebut larutan pekat (concentrated).
V1 x N1 = V2 x N2

V1       = Volume larutan encer yang akan dibuat,
           mL atau L       
N1       = Konsentrasi larutan encer yang dibuat,
           dalam konsentasi %, M atau N
V2       = Volume larutan yang dicari (larutan
           pekat yang akan diencerkan), mL atau L
N2       = Konsentrasi larutan stok (larutan pekat
           / yang akan diencerkan), dalam
           konsentarsi %, M atau N


II.               METEOLOGI

2.1.            WAKTU & TEMPAT
Waktu           :  Jumat,19 juni 2009
Tempat        :   Laboratorium Pengujian Mutu PPPPTK Pertanian /   VEDCA Cianjur

2.2.            ALAT & BAHAN
2.2.1. Alat         : – labu ukur
                            – pipet ukur
                            – pipet tetes 
                            – corong glass
                            – kaca arloji
                            – botol reagen
                            – kertas label
                            – beaker glass
                            – pengaduk
                            – Neraca analitik
                
                 2.2.2. Bahan       : – Larutan stok NaOH   0,2 N
                                              – NaCl ( Natrium Clorida ) padatan
                                              – air aquadest
2.3.            PROSEDUR KERJA
2.3.1. Membuat larutan NaOH  0,02 N  (1 %)
1.      Mempersiapkan alat dan bahan
2.      Mencari dan menghitung keperluan NaOH  yang akan dilarutan dengan perhitungan.
Perhitungan   : V1-N2 = V2-N2
Dik : – larutan stok NaOH 0,2N  (N1)
         – Volume yang akan dilarutkan (V2), adalah 100 ml
         – Konsentrasi NaOH  yang harus dibuat adalah 1 %  = 0,02 N (N2)
Yang belum diketahui nilainya  :
         – Banyak NaOH 0,2N  yang digunakan menjadikan larutan NaOH 0,02N (V1)
 V1 . V2  = N2    .  N2
V1 . 0,2 = 100 .  0,02
V1 . 0,2 = 2
        V1 = 2          = 10 ml
               0,2

  Maka didapatkan jumlah volume NaOH yang harus diambil dari stok yaitu 10 ml.Kemudian larutan diambil dengan menggunakan pipet ukur dari dalam botol stok.

3.      Menuangkan  10 ml larutan NaOH 0,2 N kedalam labu ukur menggunakan pipet ukur .
4.      Mencampurkan air aquadest kedalam larutan NaOH 0,2 N dalan labu ukur, mengkocok hingga tercampur rata, hingga mencapai batas 100 ml.larutan NaOH 0,02 N telah dibuat.
5.      Kemudian memindahkan larutan NaOH 0,02 N kedalam botol reagen dengan memakai corong glass secara hati-hati dan kemudian diberi label larutan & tanggal pembuatan serta konsentrasinya.

2.3.2. Membuat larutan NaCl
1.      Menyiapkan alat & bahan
2.      Mencari konsentrasi NaCl yang harus dibuat :
Dik  : volume yang akan dibuat    100 ml
          Garam yang akan dilarutkan  5 gr
  M = garam  =   5 = 0,05                  
         Volume   100

3.      Menimbang NaCl sebanyak 5 gr menggunakan neraca analitik
4.      Melarutkan 5 gr NaCl dalam beaker glass dengan menambahkan air aquadest sedikit/ secukupnya,mengaduk hingga homogen.
5.      Memasukkan larutan pekat kedalam labu ukur dengan bantuan corong glass.
6.      Menambahkan aquadest kedalam larutan pekat hingga mencapai volume 100 ml,kemudian tutup & mengkocoknya.
7.      Larutan telah selesai dibuat,kemudian disimpan dalam botol reagen yang telah diberi label.
III.           PEMBAHASAN

·         Besar kecilnya konsentrasi larutan yang dihasilkan,berpengaruh juga dengan sifat ke elektrolitan larutan senyawa larutan itu sendiri.
·         garam adalah senyawa ionik yang terdiri dari ion positif (kation) dan ion negatif (anion), sehingga membentuk senyawa netral (tanpa bermuatan). Garam terbentuk dari hasil reaksi asam dan basa. Natrium klorida (NaCl), bahan utama garam dapur adalah suatu garam.
·         Sifat asam, netral, atau basa larutan garam ditentukan oleh reaksi hidrolisis baik kation atau anion garam tersebut. bila kation yang terhidrolisis maka akan dihasilkan larutan yang bersifat asam. Bila anion yang terhirolisis maka akan dihasilkan larutan yang bersifat basa, dan bila kation atau anion yang terhidrolisis maka sifatnya ditentukan oleh nilai Ka dan Kb, nilai yang paling besar menentukan sifat larutannya. hidrolisis bisa diartikan sebagai peruraian oleh air. Dan Kekuatan asamnya akan semakin besar dengan semakin banyaknya oksigen yang terikat pada atom pusat.
·         KNO2 , NaCH3COO, KCN, dan KF adalah contoh  garam yang berasal dari basa kuat dan asam lemah. Basa dari kation K+ dan Na+ adalah basa kuat dan asam dari anion NO2 - , CH3COO- , CN-, dan F- adalah asam lemah. Yang lemah yang akan terhirolisis, jadi anion yang akan terhidrolisis dan sifat larutan yang dihasilkan adalah basa.
·         NaCl, adalah garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat. Karena garam tidak mengalamai hidrolisis sehingga larutannya bersifat netral.
·         larutan menyatakan secara kuantitatif komposisi zat terlarut dan pelarut di dalam larutan. Konsentrasi umumnya dinyatakan dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah total zat dalam larutan, atau dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah pelarut. Contoh beberapa satuan konsentrasi adalah molar, molal, dan bagian per juta (part per million, ppm). Sementara itu, secara kualitatif, komposisi larutan dapat dinyatakan sebagai encer (berkonsentrasi rendah) atau pekat (berkonsentrasi tinggi).


·         Molekul komponen-komponen larutan berinteraksi langsung dalam keadaan tercampur. Pada proses pelarutan, tarikan antarpartikel komponen murni terpecah dan tergantikan dengan tarikan antara pelarut dengan zat terlarut. Terutama jika pelarut dan zat terlarut sama-sama polar, akan terbentuk suatu sruktur zat pelarut mengelilingi zat terlarut; hal ini memungkinkan interaksi antara zat terlarut dan pelarut tetap stabil.
·         Bila komponen zat terlarut ditambahkan terus-menerus ke dalam pelarut, pada suatu titik komponen yang ditambahkan tidak akan dapat larut lagi. Misalnya, jika zat terlarutnya berupa padatan dan pelarutnya berupa cairan, pada suatu titik padatan tersebut tidak dapat larut lagi dan terbentuklah endapan. Jumlah zat terlarut dalam larutan tersebut adalah maksimal, dan larutannya disebut sebagai larutan jenuh. Titik tercapainya keadaan jenuh larutan sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan, seperti suhu, tekanan, dan kontaminasi. Secara umum, kelarutan suatu zat (yaitu jumlah suatu zat yang dapat terlarut dalam pelarut tertentu) sebanding terhadap suhu. Hal ini terutama berlaku pada zat padat, walaupun ada perkecualian. Kelarutan zat cair dalam zat cair lainnya secara umum kurang peka terhadap suhu daripada kelarutan padatan atau gas dalam zat cair. Kelarutan gas dalam air umumnya berbanding terbalik terhadap suhu.
·         Larutan cair encer menunjukkan sifat-sifat yang bergantung pada efek kolektif jumlah partikel terlarut, disebut sifat koligatif (dari kata Latin colligare, "mengumpul bersama"). Sifat koligatif meliputi penurunan tekanan uap, peningkatan titik didih, penurunan titik beku, dan gejala tekanan osmotik.
·         Dalam pembuatan larutan, pembuatan label harus diterapkan agar tidak terjadi salah pengambilan larutan nantinya jika ingin dipakai kembali.

IV.           PENUTUP

4.1.            KESIMPULAN

·         Ketelitian perhitungan konsentrasi yang kita lakukan dalam pembuatan larutan merupakan yang menentukan dari hasil larutan yang kita buat.
·         Dari hasil penilitian didapatkan suatu hasil larutan NaCl 0.05 M & NaOH 0,02 N dengan volume 100 ml.
  
4.2.            SARAN
     Dalam pembuatan larutan,kita harus mengetahui cara formulasi yang tepat, karena sedikit saja kesalahan yang terjadi pada komposisi senyawa akan berpengaruh pada reaksi yang menghailkan.


DAFTAR PUSTAKA
Brady James A. 1999, kimia universitas Asas & Struktur, Jakarta : Binampa aksara
Erdawati, 1987, Kimia dasar, Jakarta : Media sarana press
Sutarsa Tatang dkk, 1994, Kimia, Jakarta, : Yudhistrira

Tidak ada komentar:

Posting Komentar